Hari ini tanggal 30 Maret 2014 tepat pukul 22.20 WIB aku selesai bercakap-cakap dengan nenekku.
Nenekku bernama Salie, usianya sekarang menginjak 81 tahun (25 Desember 1933). Entah kenapa setiap duduk atau dekat nenekku, aku selalu merasa sedih. Wajar saja karena dari bayi aku sudah diasuh oleh nenekku bukan ibuku karena aku adalah anak yang broken home sejak di dalam kandungan bahkan setelah lahir. Aku tak pernah merasakan kasih sayang dari seorang ayah dan ibu, ibuku sibuk dan ayahku tak pernah menganggapku ada bahkan untuk mengakuiku sebagai anak karena ayahku mau anak laki-laki bukan perempuan. Tapi sudahlah semua itu hanya masa lalu yang tak penting untuk dihiraukan bahkan diingat karena mereka sekarang sudah bercerai saat usiaku genap 1 tahun hadir di bumi yang kelam ini.
Nenekku sudah berkepala 8, wajar saja jika seusianya sering sakit-sakitan. Nenekku menderita penyakit Batu Ginjal, kebocoran katup jantung, dan 1 lagi yang tak bisa ku katakan. Setiap duduk mengobrol denganku nenek selalu bilang bahwa umurnya tak lama lagi, ia ingin cepat-cepat meninggal agar semua penderitaan yang ia rasakan selama ini cepat menghilang pula. Setiap nenekku membahas itu aku semakin sedih, walaupun orang selalu menganggapku wanita yang sangat tegar. Aku juga rapuh sama seperti yang lain, tapi aku tak suka orang lain tahu aku juga menangis.
Dari kecil aku bercita-cita ingin membahagaikan nenekku, aku ingin membalas semua kebaikannya padaku. Memang saat ini mungkin aku belum bisa, aku belum punya apa-apa, aku masih miskin, aku masih anak-anak.
Memang di rumah aku yang paling cuek dengan nenekku tapi aku melakukan itu supaya aku tidak semakin sedih melihatnya. Berat hati aku melakukannya. Sebenarnya aku sangat-sangat ingin nenekku sembuh, tapi aku gak punya cukup uang untuk melakukannya. Aku belum kerja, hanya anak kemaren sore.
Hidup ini begitu menyedihkan bagi orang yang menyedihkan pula, sepertiku. Ya Tuhan mampukan aku tetap tegar. :'(
Nenekku bernama Salie, usianya sekarang menginjak 81 tahun (25 Desember 1933). Entah kenapa setiap duduk atau dekat nenekku, aku selalu merasa sedih. Wajar saja karena dari bayi aku sudah diasuh oleh nenekku bukan ibuku karena aku adalah anak yang broken home sejak di dalam kandungan bahkan setelah lahir. Aku tak pernah merasakan kasih sayang dari seorang ayah dan ibu, ibuku sibuk dan ayahku tak pernah menganggapku ada bahkan untuk mengakuiku sebagai anak karena ayahku mau anak laki-laki bukan perempuan. Tapi sudahlah semua itu hanya masa lalu yang tak penting untuk dihiraukan bahkan diingat karena mereka sekarang sudah bercerai saat usiaku genap 1 tahun hadir di bumi yang kelam ini.
Nenekku sudah berkepala 8, wajar saja jika seusianya sering sakit-sakitan. Nenekku menderita penyakit Batu Ginjal, kebocoran katup jantung, dan 1 lagi yang tak bisa ku katakan. Setiap duduk mengobrol denganku nenek selalu bilang bahwa umurnya tak lama lagi, ia ingin cepat-cepat meninggal agar semua penderitaan yang ia rasakan selama ini cepat menghilang pula. Setiap nenekku membahas itu aku semakin sedih, walaupun orang selalu menganggapku wanita yang sangat tegar. Aku juga rapuh sama seperti yang lain, tapi aku tak suka orang lain tahu aku juga menangis.
Dari kecil aku bercita-cita ingin membahagaikan nenekku, aku ingin membalas semua kebaikannya padaku. Memang saat ini mungkin aku belum bisa, aku belum punya apa-apa, aku masih miskin, aku masih anak-anak.
Memang di rumah aku yang paling cuek dengan nenekku tapi aku melakukan itu supaya aku tidak semakin sedih melihatnya. Berat hati aku melakukannya. Sebenarnya aku sangat-sangat ingin nenekku sembuh, tapi aku gak punya cukup uang untuk melakukannya. Aku belum kerja, hanya anak kemaren sore.
Hidup ini begitu menyedihkan bagi orang yang menyedihkan pula, sepertiku. Ya Tuhan mampukan aku tetap tegar. :'(