Pagi ini, seperti biasa ku jalani dengan amat sangat biasa dan jauh dari kata sempurna. Hari ini juga tepat kedua kalinya di php dosen, padahal harusnya hari ini sudah uts kimia dasar 2.
Pagi ini juga hati ini masih dibayangi rasa bersalah dan galau. Galau karena kalkulus, galau karena IP, galau dan galau, apalagi galau karena cinta. Lagi lagi cinta, lagi-lagi cinta. Entahlah kenpa kini jadi kaya anak abg yg baru kenal asam asin pahit manisnya cinta, jadi abg labil.
Ngomongin cinta, hari ini aku ngerasa bahagia dan sedih. Bahagianya karena bisa bertemu kamu, tapi sedihnya kamu terlalu asyik sendiri. Kamu terlalu asyik sama dunia kamu, aku masih kaya orang luar, orang dari planet bumi, dan kamu orang dari planet mars Semakin hari kusadari kita semakin berbeda, tapi aku selalu mencoba menyangkalnya. Ku pikir mungkin ini perasaanku saja, karena sekarang aku diserang wabah galau merana karena cinta.
Kadang aku senang kamu menyimpan fotoku di hp mu, tapi kadang aku sedih karena di hatimu bukan cuma aku. Kadang ku pikir aku cuma pelampiasan sesaat, cuma halte tempat menunggu seseorang. Kadang pula ku rasakan cemburu ketika ada foto wanita lain di hpmu. Tapi aku bisa apa? Menghapusnya? Tidak, aku bukan perempuan seperti itu. Untuk apa aku harus menghhapusnya jika kamu aja masih menyimpannya, gak perlu aku membuangnya, karena pasti kamu akan mencarinya.
Ku pikir semua ini seperti permainan, kadang ku pikir pula ini seperti lomba lari, lomba siapa yang tetap bertahan, siapa yang akan behenti. Entah apakah aku yang akan tetap bertahan untukmu atau kamu yang akan tetap bertahan untukku dan memilihku. Semua menyita energi bahkan perasaan, ketika harus bertahan dan di pertahankan.
Hari ini aku sengaja tak menengurmu saat kamu pamit pulang, aku sengaja tak melihatmu saat kamu akan pergi. Ya aku sengaja. Entah perasaan apa yang ku rasakan kala itu, yang aku tahu itu hanya perasaan sedih. Ya, aku sedih. Dan alasannya, tak perlu kamu tahu. Cukup aku.
Saat kamu pergi aku tak mau menengokmu, aku hanyua diam dan berharap kamu akan tinggal sebentar lagi dan tak melepas genggaman tanganku. Kenapa kamu selalu melepas genggaman tanganku? Bagaimana jika suatu saat aku berhenti dan memilih tak menggenggam tanganmu lagi? Apakah kamu akan merindukan saat-saat aku selalu menggenggamnya tapi kamu selalu melepasnya?
Ku pikir, aku salah jika selalu menahanmu untuk pergi. Ku pikir pula aku terlalu egois dan mwmwntingkan diriku sendiri. Aku tak mau menyakiti hatiku, tapi aku menyakiti bajkan mengorbankan hatimu. Kadang aku terlalu munafik dengan hatiku dan tak bisa menerima kesalahan yang telah ku buat. Aku tahu ini semua salahku, akulah biang keroknya.
Banyak cara Tuhan menghadirkan cinta di hidup ini, mungkin kamu adalah salah satunya. Kamu adalah cinta yang diberikan Tuhan untukku, tapi kenapa kamu harus datang disaat yang tidak tepat. Kamulah yang sekarang aku perjuangkan, iya, kamu. Tapi ku pikir kenapa aku begitu menyakitimu? Apakah aku memang harus melepasmu dan membiarkanmu pergi memilih cinta yang lain?
Tak dapat ku ingkari, aku menyayangimu. Makin hari perasaan itu makin dalam, dan tak mungkin aku akhiri. Ya, aku tak bisa memilih dan aku takut untuk memilih aku takut untuk mencoba, dn aku takut untuk kehilangan. Terserah lah aku menjadi orang munafik yang hanya mementingkan dirinya sendiri, karena kini aku pun sudah munafik dengan membohongi diriku sendiri.
Kesedihan itu, masih saja membayangiku. Tak bisa aku singkirkan dan semakin menjadi. Aku tak ingin kau berlalu karena semuanya semakin indah namun semakin menyakitkan. Aku seolah memeluk kaktus, semakin erat, semakin dalam, maka aku akan semakin terluka. Kenapa kamu tidak memelukku balik? Agar luka ini semakin dalam dan besar, agar aku dapat menyatu denganmu?
Apa yang harus ku lakukan? Bagaimana membuatku dapat memahamimu dan bagaimana caranya agar kamu dapat memahamiku? Ketika aku menggenggam tanganmu, aku hanya ingin agar kamu tetap disini, disampingku, selamanya. Seperti lagu vierratale,
"Aku takut kamu pergi, kamu hilang, kamu sakit, aku ingin kau disini, disampingku, selamanya."
Apakah kita akan tetap bersama? Apakah kamu akan tetap disampingku? Aku harap iya, tapi jika itu tidak terjadi maka aku akan menerimanya, karena mungkin itu yang terbaik untukmu dan untukku.
Pagi ini juga hati ini masih dibayangi rasa bersalah dan galau. Galau karena kalkulus, galau karena IP, galau dan galau, apalagi galau karena cinta. Lagi lagi cinta, lagi-lagi cinta. Entahlah kenpa kini jadi kaya anak abg yg baru kenal asam asin pahit manisnya cinta, jadi abg labil.
Ngomongin cinta, hari ini aku ngerasa bahagia dan sedih. Bahagianya karena bisa bertemu kamu, tapi sedihnya kamu terlalu asyik sendiri. Kamu terlalu asyik sama dunia kamu, aku masih kaya orang luar, orang dari planet bumi, dan kamu orang dari planet mars Semakin hari kusadari kita semakin berbeda, tapi aku selalu mencoba menyangkalnya. Ku pikir mungkin ini perasaanku saja, karena sekarang aku diserang wabah galau merana karena cinta.
Kadang aku senang kamu menyimpan fotoku di hp mu, tapi kadang aku sedih karena di hatimu bukan cuma aku. Kadang ku pikir aku cuma pelampiasan sesaat, cuma halte tempat menunggu seseorang. Kadang pula ku rasakan cemburu ketika ada foto wanita lain di hpmu. Tapi aku bisa apa? Menghapusnya? Tidak, aku bukan perempuan seperti itu. Untuk apa aku harus menghhapusnya jika kamu aja masih menyimpannya, gak perlu aku membuangnya, karena pasti kamu akan mencarinya.
Ku pikir semua ini seperti permainan, kadang ku pikir pula ini seperti lomba lari, lomba siapa yang tetap bertahan, siapa yang akan behenti. Entah apakah aku yang akan tetap bertahan untukmu atau kamu yang akan tetap bertahan untukku dan memilihku. Semua menyita energi bahkan perasaan, ketika harus bertahan dan di pertahankan.
Hari ini aku sengaja tak menengurmu saat kamu pamit pulang, aku sengaja tak melihatmu saat kamu akan pergi. Ya aku sengaja. Entah perasaan apa yang ku rasakan kala itu, yang aku tahu itu hanya perasaan sedih. Ya, aku sedih. Dan alasannya, tak perlu kamu tahu. Cukup aku.
Saat kamu pergi aku tak mau menengokmu, aku hanyua diam dan berharap kamu akan tinggal sebentar lagi dan tak melepas genggaman tanganku. Kenapa kamu selalu melepas genggaman tanganku? Bagaimana jika suatu saat aku berhenti dan memilih tak menggenggam tanganmu lagi? Apakah kamu akan merindukan saat-saat aku selalu menggenggamnya tapi kamu selalu melepasnya?
Ku pikir, aku salah jika selalu menahanmu untuk pergi. Ku pikir pula aku terlalu egois dan mwmwntingkan diriku sendiri. Aku tak mau menyakiti hatiku, tapi aku menyakiti bajkan mengorbankan hatimu. Kadang aku terlalu munafik dengan hatiku dan tak bisa menerima kesalahan yang telah ku buat. Aku tahu ini semua salahku, akulah biang keroknya.
Banyak cara Tuhan menghadirkan cinta di hidup ini, mungkin kamu adalah salah satunya. Kamu adalah cinta yang diberikan Tuhan untukku, tapi kenapa kamu harus datang disaat yang tidak tepat. Kamulah yang sekarang aku perjuangkan, iya, kamu. Tapi ku pikir kenapa aku begitu menyakitimu? Apakah aku memang harus melepasmu dan membiarkanmu pergi memilih cinta yang lain?
Tak dapat ku ingkari, aku menyayangimu. Makin hari perasaan itu makin dalam, dan tak mungkin aku akhiri. Ya, aku tak bisa memilih dan aku takut untuk memilih aku takut untuk mencoba, dn aku takut untuk kehilangan. Terserah lah aku menjadi orang munafik yang hanya mementingkan dirinya sendiri, karena kini aku pun sudah munafik dengan membohongi diriku sendiri.
Kesedihan itu, masih saja membayangiku. Tak bisa aku singkirkan dan semakin menjadi. Aku tak ingin kau berlalu karena semuanya semakin indah namun semakin menyakitkan. Aku seolah memeluk kaktus, semakin erat, semakin dalam, maka aku akan semakin terluka. Kenapa kamu tidak memelukku balik? Agar luka ini semakin dalam dan besar, agar aku dapat menyatu denganmu?
Apa yang harus ku lakukan? Bagaimana membuatku dapat memahamimu dan bagaimana caranya agar kamu dapat memahamiku? Ketika aku menggenggam tanganmu, aku hanya ingin agar kamu tetap disini, disampingku, selamanya. Seperti lagu vierratale,
"Aku takut kamu pergi, kamu hilang, kamu sakit, aku ingin kau disini, disampingku, selamanya."
Apakah kita akan tetap bersama? Apakah kamu akan tetap disampingku? Aku harap iya, tapi jika itu tidak terjadi maka aku akan menerimanya, karena mungkin itu yang terbaik untukmu dan untukku.