Sebentar lagi akan Ujian Nasional, sisa waktu saya kurang lebih 1 bulan untuk belajar dan menyerap semua ilmu secepat dan seakurat mungkin dan seharusnya itulah yang harus saya lakukan. Tapi entah kenapa, pikiran dan hati saya begitu MALAS dan memanja-manja kepada saya supaya bersantai dan melupakan semuanya. Entah faktor apakah ini? Entahlah. Serasa depresi dan memuakkan.
Belum lagi masalah yang datang bertubi-tubi dalam hidup saya. kepada penantian cinta yang tak berujung, kepada kekecewaan yang sangat sangat mendalam kepada mereka yang melakukan "permainan nilai", kepada pertentangan panjang antara saya dan ...... , kepada musuh dalam selimut, dan keterbatan saya sebagai manusia yang ingin hidup mandiri, sejahtera dan berguna bagi orang lain.
Kata orang uang bukanlah segalanya tapi semua memerlukan uang. Bahkan untuk kencing dan boker pun bayar. Bisa-bisa untuk bernapas dan ketawapun bayar. Ya, semua memerlukan uang, dan semua menghamba kepada uang. Dan mungkin tanpa saya sadari saya juga telah terjerat. Entahlah. Perasaan saya kacau balau dan tak tahu entah kemana.
Dengan uang semua hal bisa dibeli. Tanah, rumah, mobil, motor, jabatan bahkan nilai seperti yang sudah saya bahas sebelumnya. Tak bisa dipungkiri dan tak usah ditutup-tutupi lagi semua itu selalu terjadi. Tak usah munafik menganggap itu tabu. Sudah menjadi rahasia umum kalau uang bisa membeli segalanya.
Orang miskin seperti saya bisa apa menghadapi hal-hal yang memilukan seperti itu? Tidak ada, hanya diam dan bisa berteriak dalam hati meminta keadilan. Ya, wajar mereka orang kaya, anak-anak penjabat, anak-anak konglomerat, punya uang banyak dan selalu menghalalkan segala cara untuk mendapat apa yang mereka mau. Sedangkan saya seorang anak miskin dari keluarga yang tak memiliki apa-apa dan sangat-sangat sederhana hanya pasrah kepada nasib tanpa bisa melawan banyak. Ya, mereka yang miskin selalu diinjak-injak mereka yang kaya. Benar begitu? Jangan MUNAFIK.
Memiliki cita-cita? ya, saya juga punya cita-cita seperti Anda. Tapi apalah arti sebuah cita-cita jikalau hanya diucapkan di mulut tanpa ada realisasinya. Kenapa tidak ada? Bukannya tidak mau tapi Anda sudah tahu bukan? Masalah biaya. Semua memerlukan biaya. Untuk sekolahpun sulit. Biaya semakin naik dan naik tanpa memikirkan nasib kalangan rendah seperti kami. Sedangkan anak-anak orang kaya tersebut bebas berlenggak-lenggok menikmati semua kemewahan yang mereka inginkan tanpa pernah menghargai itu semua. Bagi kami anak-anak kalangan rendah dan miskin, sekolah adalah hal yang sangat mewah.
Dimana keadilan di negeri ini? Tidak ada. Semuanya topeng. Omong kosong dengan segala macam Undang-Undang, dan semua bentuk pemerintahan yang katanya melindungi dan memperjuangkan hak-hak warganya. Bohong. Munafik. Dalam zaman sekarang ini orang kaya akan semakin kaya dan orang miskin akan semakin miskin. Keadilan hanya untuk orang-orang kaya. Orang miskin hanya di bawah dan akan selalu di bawah.
Lalu apa lagi yang kita cari dari hidup ini? Menjadi berarti bagi orang lain? Yang benar saja? Memperjuangkan keadilan? Benarkah? paling omong kosong belaka. Kalaupun benar memperjuangkan keadilan pasti dengan embel-embel sesuatu. Sudahlah. Hentikan semua omong kosong dan kemunafikan ini. Kami orang-orang miskin lelah dengan semua kebohongan dan topeng kalian. Apa juga artinya punya pemimpin kalau hanya ingin memperkaya diri sendiri. Kenapa tidak mati saja?
Belum lagi masalah yang datang bertubi-tubi dalam hidup saya. kepada penantian cinta yang tak berujung, kepada kekecewaan yang sangat sangat mendalam kepada mereka yang melakukan "permainan nilai", kepada pertentangan panjang antara saya dan ...... , kepada musuh dalam selimut, dan keterbatan saya sebagai manusia yang ingin hidup mandiri, sejahtera dan berguna bagi orang lain.
Kata orang uang bukanlah segalanya tapi semua memerlukan uang. Bahkan untuk kencing dan boker pun bayar. Bisa-bisa untuk bernapas dan ketawapun bayar. Ya, semua memerlukan uang, dan semua menghamba kepada uang. Dan mungkin tanpa saya sadari saya juga telah terjerat. Entahlah. Perasaan saya kacau balau dan tak tahu entah kemana.
Dengan uang semua hal bisa dibeli. Tanah, rumah, mobil, motor, jabatan bahkan nilai seperti yang sudah saya bahas sebelumnya. Tak bisa dipungkiri dan tak usah ditutup-tutupi lagi semua itu selalu terjadi. Tak usah munafik menganggap itu tabu. Sudah menjadi rahasia umum kalau uang bisa membeli segalanya.
Orang miskin seperti saya bisa apa menghadapi hal-hal yang memilukan seperti itu? Tidak ada, hanya diam dan bisa berteriak dalam hati meminta keadilan. Ya, wajar mereka orang kaya, anak-anak penjabat, anak-anak konglomerat, punya uang banyak dan selalu menghalalkan segala cara untuk mendapat apa yang mereka mau. Sedangkan saya seorang anak miskin dari keluarga yang tak memiliki apa-apa dan sangat-sangat sederhana hanya pasrah kepada nasib tanpa bisa melawan banyak. Ya, mereka yang miskin selalu diinjak-injak mereka yang kaya. Benar begitu? Jangan MUNAFIK.
Memiliki cita-cita? ya, saya juga punya cita-cita seperti Anda. Tapi apalah arti sebuah cita-cita jikalau hanya diucapkan di mulut tanpa ada realisasinya. Kenapa tidak ada? Bukannya tidak mau tapi Anda sudah tahu bukan? Masalah biaya. Semua memerlukan biaya. Untuk sekolahpun sulit. Biaya semakin naik dan naik tanpa memikirkan nasib kalangan rendah seperti kami. Sedangkan anak-anak orang kaya tersebut bebas berlenggak-lenggok menikmati semua kemewahan yang mereka inginkan tanpa pernah menghargai itu semua. Bagi kami anak-anak kalangan rendah dan miskin, sekolah adalah hal yang sangat mewah.
Dimana keadilan di negeri ini? Tidak ada. Semuanya topeng. Omong kosong dengan segala macam Undang-Undang, dan semua bentuk pemerintahan yang katanya melindungi dan memperjuangkan hak-hak warganya. Bohong. Munafik. Dalam zaman sekarang ini orang kaya akan semakin kaya dan orang miskin akan semakin miskin. Keadilan hanya untuk orang-orang kaya. Orang miskin hanya di bawah dan akan selalu di bawah.
Lalu apa lagi yang kita cari dari hidup ini? Menjadi berarti bagi orang lain? Yang benar saja? Memperjuangkan keadilan? Benarkah? paling omong kosong belaka. Kalaupun benar memperjuangkan keadilan pasti dengan embel-embel sesuatu. Sudahlah. Hentikan semua omong kosong dan kemunafikan ini. Kami orang-orang miskin lelah dengan semua kebohongan dan topeng kalian. Apa juga artinya punya pemimpin kalau hanya ingin memperkaya diri sendiri. Kenapa tidak mati saja?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMA KASIH ATAS KOMENTARNYA :)