Setelah sekian
lama rehat dari urusan tulis menulis selama beberapa bulan, hari ini entah
kenapa ada sesuatu yang memaksa untuk terus keluar dan keluar. I dont know why.
Hari ini atau
lebih tepatnya subuh ini, seorang teman bertanya, apakah kamu rela jika cintamu
dibagi tiga? Entah apa yang ia pikirkan sehingga menanyakan hal tersebut sepagi
dan setidak cerah hari ini. Bagaimana ya menjawab pertanyaan begini?
Mungkin
jawabannya, aku tak mau jika cintaku dibagi tiga atau dibagi berapapun. Cinta
itu seperti bilangan, 1 lebih baik dari 1/2 atau 1/3 atau 1 per berapapun dan 1
lebih sempurna dari 1/2 atau 1 per berapapun.
Pertanyaan
balik, kenapa cinta harus dibagi? Menurutku cinta itu harus absolutely, harus
sempurna dan harus utuh. Sesuatu yang utuh akan lebih berarti daripada sesuatu
yang dibagi-bagi.
Lalu apakah
cinta itu harus setia? Jawabannya harus dan itu mutlak. Cinta itu sesuatu yang
suci dan akan lebih bermakna jika iapun setia. Jika ada yang berkata bahwa ia
ingin membagi cintanya dan akan berlaku adil, sepertinya itu hal yang mustahil.
"Tidak
ada satu orangpun yang mampu membagi cintanya dengan adil, karena jika ia adil
ia tidak akan membagi cinta." - Mario Teguh.
Bagaimana jika
kamu mencintai seseorang yang sudah membagi-bagi cintanya? Seperti jawaban
awalku tadi, aku tak suka sesuatu yang dibagi, aku menuntut sesuatu yang utuh,
sesuatu yang sempurna dan hanya satu. Jika aku mencintai orang yang selalu
membagi-bagi cintanya mungkin yang dapat kulakukan adalah mencintainya dalam
diam. Aku tak akan menuntutnya untuk mencintaiku ataupun membalas cintaku. Aku
lebih memilih mencintainya dalam diam, tanpa kata, tanpa suara, tanpa balas.
Lebih
menyakitkan untuk mencintai seseorang yang hatinya bukan hanya untukmu.
Bagaimana mungkin menuntut seseorang seperti itu untuk dapat mencintaimu? Yang
harus kamu lakukan hanya mengikhlaskan dia bersama orang lain, dan tak menuntut
balas akan cintamu karena ia tak akan mampu mencintaimu sepenuhnya.
Mencintai
dalam diam bukan berarti menyrrah ataupun kalah. Mencintai dalam diam lebih
tepatnya ikhlas dan mengikhlaskan. Terkadang sesuatu yang kita cintai, inginkan
dan harapkan tidak sepenuhnya harus menjadi milik kita. Jika ia lebih bahagia
bersama orang lain, maka biarkan, jangan ditahan. Cinta itu tak harus memiliki,
saat ia bahagia dengan pilihannya maka doakan ia agar dapat lebih bahagia.
Cinta itu harus tulus.
Cinta dalam
diam lebih banyak memberi bukan meminta. Seseorang yang mencintaimu akan lebih
peduli padamu, ia akan tahu apakah kamu kurang makan, kurang tidur atau pun
sedang sedih. Mungkin ia akan selalu mengingatkanmu dan memang hanya itu yang
dapat ia lakukan. Ia sadar ia bukanlah bagian terpenting dari hidupmu dan tak
mungkin dapat menuntut banyak. Jangan marah ataupun kesal jika ada yang berlaku
demikian padamu, karena suatu saat mungkin kamu akan mencarinya dan sangat
sangat membutuhkannya. Karena orang yang tepat untuk kamu berlabuh saat sedih,
patah hati dan lelah hanyalah orang yang mencintaimu dalam diam, tanpa kata,
tanpa balas. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMA KASIH ATAS KOMENTARNYA :)