Tak terasa sudah 2 minggu ini aku absen dari kegiatan tulis menulis di blog. Tapi sekarang mumpung liburan aku akan mengisinya lagi dengan pengalaman, celoteh-celoteh gaje, pikiran-pikiran, serta ide-ide yang bagi kebanyakan orang konyol, tak masuk akal, dan terlalu berlebihan. Oke langsung aku mulai ceritanya.
Tak terasa sudah 3 tahun aku sudah bersekolah di SMA Negeri 2 Palangka Raya, salah satu sekolah favorit di Kota Cantik Palangka Raya. Tak terasa pula banyak yang telah aku lalui, banyak kenangan yang manis, pahit, asam, asin, bahkan hambar yang telah terukir di benak dan hati ini. Tak terasa pula aku telah menginjak usia dewasa dan telah melewatinya dengan baik. Dan tak terasa pula aku akan menghadapi bangku kuliah yang sudah aku idam-idamkan dari SMP, sebuah batu loncatan untuk menggapai asa dan impian.
Memang untuk mendapatkan apa yang sangat diharapkan dan didambakan perlu pengorbanan yang sangat-sangat besar dan jalan yang sangat berliku. Misalnya saja untuk dapat naik ke kelas 11 dan 12 saya harus berjuang mati-matian selama 1 tahun untuk mendapat nilai yang memuaskan dan membanggakan diri saya sendiri dan orangtua saya. Lalu bagaimana untuk lulus?
Hmm, entah apa karena saya terlalu terlena dan bermalas-malasan atau persiapan yang saya rasa sudah cukup saya menjadi yahhh hmmm sedikit malas. Bukan, tapi sangat sangat sangat malas.
Saat kelas 12 semester 1 saya berambisi untuk mendapat nilai yang memusakan dalam UN, sehingga saat itu saya sangat-sangat fokus, saya mencari bahan-bahan yang harus saya pelajari siang malam, saya membuat peta konsep, saya menghafal rumus-rumus, saya berlatih soal-soal, saya copy ini copy itu. Namun semuanya selalu tak berjalan sesuai rencana, dipertengahan jalan tiba-tiba saya menjadi down. Kenapa? Saya tak dapat memberi tahumu alasannya, pokoknya ada seseorang yang sangat-sangat membuat saya terpukul bahkan menjadi sangat-sangat lemah. Pacar? Bukan, saya tak selemah itu. Orangtua? Bukan, saya juga tak selemah itu. Teman? Sahabat? Orang yang saya sukai? Bukan, saya bukan orang yang mudah dijatuhkan oleh orang seperti itu. Yang menjatuhkan semangat saya adalah seorang guru. Mungkin terdengar tak masuk akal dan mengada-ada tapi itulah yang sebenarnya.
Semenjak itu saya menjadi sangat-sangat sedih bahkan menjadi sangat-sangat malas. Bangkit? Itu tak semudah membalikkan telapak tanganmu, semua butuh proses dan itulah yang saya hadapi. Saya mulai mengumpulkan tenaga dan hasrat untuk memulai segalanya, saya ingin menjadi salah seorang yang mempunyai nilai memuaskan dan baik karena saya orang yang sangat sangat ambisius untuk seorang yang kurus kerempeng dan tak berdaging macam ni.
Namun usaha saya baru membuahkan hasil untuk "kembali ambisius" 4 minggu (baca: 1 bulan) sebelum UN. Semangat saya mulai berkobar-kobar. Saya merangkum mata pelajaran B.Indo, Biologi, MTK, tapi saking asyiknya saya lupa untuk merangkum (baca:mempelajari) Fisika, yang menjadi boomerang bagi saya saat UN (Fisika, MTK, Kimia -> mata pelajaran tersulit loh). :D
Kenapa tidak dari Januari, Februari atau Maret?
Dari bulan Januari sampai bulan Maret saya sangat-sangat kesulitan untuk belajar. Kenapa? Karena saya harus menghadapi tugas, bimbel, tutor, Try Out I,II,III, UAS, Ujian Praktek dan lain-lain yang membuat saya tak bisa fokus ditambah lagi dengan semua masalah dan masalah yang selalu mendera dan menguras tenaga. Hasilnya? Malas. Kok bisa? Karena saya menjadi sangat-sangat lelah setelah melaksanakan semuanya. Sehingga saat pulang ke rumah bukannya belajar malah tidur dan bersantai. Saya lelah dengan semua itu, dalam otak, hanya ingin cepat-cepat UN dan melepas semua kepenatan ini.
Namun saat UN tiba saya menjadi sangat-sangat ketakutan, takut kenapa? Takut nilai saya jelek, saya tidak lulus. Ingin rasanya langsung menembak diri sendiri, namun jika saya melakukannya, saya akan menjadi orang yang sangat-sangat hina di dunia ini, bunuh diri adalah aksi yang sangat bodoh bahkan memalukan.
Malapeta saat UN pun sepertinya mengintai saya, mulai dari penyakit maag yang selalu datang silih berganti, pusing yang selalu mendera siang dan malam, bahkan kehilangan nafsu makan yang semakin parah. Kenapa? Kenapa? Aku gak tahu, jangan tanya aku, aku bukan dokter.
Menjelang UN tiba dibalik malapeta yang menhadang ada berkat pun yang mengalir. Berkat apa? Temanku seperti Ayash, Ghina, dan Nanda memintaku untuk mengajarnya. Aku sangat senang, karena ini kesempatanku untuk belajar dan mengingat yang telah lewat. Makasih juga buat Dody yang bersedia mengajar aku yang banyak nanya ini :)
1 hari sebelum UN, aku mempersiapkan diriku dengan baik, aku tidur lebih awal dan belajar bahkan membaca sedikit materi karena besoknya adalah B.Indonesia dan Biologi.
JADWAL UN:
Senin: Bahasa Indonesia dan Biologi
Selasa: Matematika dan Kimia (sengsara :( sekali)
Rabu: Bahasa Inggris dan Fisika (Oh My God!!!!)
Hari terakhir sangat menakutkan (baca: FISIKA)
Kenapa? Karena aku belum siap seutuhnya. Jika dinyatakan dalam persen mungkin cuma 15 %. Kok gitu? Karena aku menguasai cara menjawab soal nomor 1-10. Selebihnya? Aku tak tahu, silanglah dengan indah. T_T
Pada saat hari terakhir UN (baca: Rabu) aku mengalami suatu musibah, MAAG KU KAMBUH. Astaga, apa yang harus aku lakukan? Aku hanya berbaring di tempat tidur dengan muka pucat dan air mata yang menetes, aku gak mau ikut UN SUSULAN. Gak mau. Dengan nafas yang terengah-engah dan kepala yang sangat pusing aku memutuskan untuk ikut UN. Aku tak peduli jam berapa sekarang, aku pun langsung ke kamar mandi dan mandi. Namun apa yang terjadi? Aku malah muntah-muntah dan menjadi semakin lemas. Orangtuamu mana? Tak ada, mereka sudah berangkat kerja jam 06.30. Adik? Mereka sekolah. Kaka? Dia kerja. Nenek? Ya dia ada di rumah, tapi apa yang dapat dia lakukan untukku, untuk mengurus dirinya pun ia tak mampu. Apa yang ku lakukan untuk menolong diriku sendiri? Aku memakan obat sakit maag dan minum teh hangat setengah gelas, setelah itu aku berlari menuju sekolah. Masih ada 15 menit sebelum lonceng, aku pun berjalan menuju gerbang depan dengan muka yang sangat-sangat pucat dan maag yang masih mendera. Tapi apa yang terjadi? Gerbang depan terkunci sehingga aku harus menuju gerbang samping. Namun saat menuju gerbang samping lonceng sudah berbunyi. Aku berlari sekuat tenaga, tapi aku tak kuat dan muntah di jalan. Saat itu sekitar 8 meter dari gerbang, ada pengendara motor yang lewat dan memintaku untuk naik ke motornya karena mungkin ia kasihan kepadaku. (makasih Tuhan :) semoga ia mendapat berkat yang melimpah) Saat aku sampai gerbang samping, aku sudah terlambat, pengawas ujian sudah masuk ke kelas. Aku berlari sambil menahan sakit di perutku. Namun malang memang tak dapat ditolak. Saat naik ke atas tangga aku jatuh dan tak sanggup untuk berdiri, kemudian ada ade kelasku yang menyuruhku mendatangi Pak Fatur untuk meminta surat masuk ke kelas karena aku terlambat. Aku memaksa diri untuk berjalan dan mukaku menjadi sangat pucat sampai kepala sekolah berkata, "Kenapa kamu? Mukamu pucat sekali? Kamu sakit?"
Kataku, "Gak, Bu saya gak sakit, saya sehat". Saya sangat-sangat takut jika mereka tahu saya sakit saya disuruh ikut UN susulan. Dengan tenaga yang masih tersisa,saya berlari dan naik naik lagi ke atas dan masuk ke kelas. Padahal Pak Kadar melarang saya untuk lari. "Jangan lagi, jalan aja, kamu itu lagi sakit kan?"
Saat itu Pak Rudy melihat ku duduk di kelas, entah apakah bapaknya marah atau cemas, aku tak tahu. Tapi ekspreasinya menakutkan. T_T
Listeningpun dimulai, aku sangat-sangat tak fokus dan tak konsen, bagaimana tidak, aku tak makan cuma minum teh dan perutku masih sangat-sangat sakit. Ingin rasanya aku menangis saat itu (memang waktu itu aku menangis dan tak tahu harus berbuat apa lagi) namun untungnya listening di ulang di menit-menit terakhir sehingga aku bisa konsens sedikit (walaupun sedikit namun sangat bermanfaat).
Sambil mendengar pengulangan listening aku melingkar jawabanku yang aku anggap benar, dan berangsur-angsur pula maagku mereda. Namun apa yang terjadi? Kesialanku tak berhenti sampai disitu, lonceng tanda selesai mengerjakan telah berbunyi sedangkan jawaban belum aku lingkar semuanya, akupun lambat lagi. Sampai-sampai pengawas itu bilang, "Kamu ini sudah lambat masuk, lambat pula ngumpul!"
Saya hanya berkata "Maaf, Bu. Maaf, Bu."
Ya ampun, saya menjadi drop mendengarnya. Andaikan ia tahu apa yang saya alami mungkin ia akan mengerti. :'(
Saat istirahat saya sangat kelaparan, saya tak membawa uang sepeserpun hari itu, tapi untunglah ada disediakan kue dan minuman untuk kami. Saya makan kue, dan minum air jeruk (saya lupa maag saya sehingga perut saya sakit lagi). Tapi untunglah cuma setenguk karena Fika mengingatkan saya. Hari itu saya sangat-sangat malu. Saya tak tahu lagi harus menyimpan muka ini dimana, sehingga saat UN selesai saya langsung pulang dan menangis sejadi-jadinya di rumah. Kenapa? Karena saya tak mampu mengerjakannya dengan maksimal hari ini. Oh Tuhan kenapa harus hari ini penyakit ini datang? T_T Tapi sudahlah semua akan indah pada waktunya.
Selesai UN Fisika saya sempat bersalaman dengan Pak Rudi. Awalnya saya sangat takut dimarahi beliau karena saya lambat, tapi dugaan saya salah. Dia hanya berkata, "Semoga sukses, nilainya bagus dan sehat selalu". Ya Tuhan terima kasih, saya sangat senang mendengarnya, baru pertama kali seorang guru berkata demikian kepada saya.
Hari-hari berikutnya apa yang saya lakukan?
Saya tidak ke sekolah, untuk menampakkan diripun saya sangat takut. Kenapa? Karena yang tadi itu, saya lambat. Saya sangat takut dan sangat sangat malu.
Tanggal 22 pun tiba, hari dimana kami akan melaksanakan ritual yang menjadi rutinitas setelah UN yaitu perpiasahan atau upacara pelepasan siswa kelas XII angkatan ku yaitu generasi 28 atau PSY 28. Acaranya keren abis, teman-teman yang lain cantik-cantik, ganteng-ganteng. Mereka sangat anggun dan penuh percaya diri. Namun kemaren kelasku tak lengkap dua orang yaitu Icha (Rieska Kurniaty) dan Norman (NUr Rochman Hidayat) karena mengikuti test polisi. Padahal daya sangat berharap dapat bertemu dengan mereka semua dan merasakan kebersamaan ini untuk terakhir kalinya sebelum menempuh jalan masing-masing.
Angkatan kamipun sempat bersalaman dengan guru-guru, namun sayang tak ada Pak Fatur, Pak Ade, Pak Rudy, Pak Erwan, Pak Nehemia, Pak John, dan guru-guru yang lainnya. Saya sangat ingin mengucapkan banyak terima kasih untuk jasa-jasa mereka yang mungkin tak dapat saya bayar dengan uang. Untuk kerja keras mereka yang tak akan terganti. Terima kasih guruku. Bu Nurul makasih untuk semuanya, makasih untuk setiap perhatianmu. Pak Rudy makasih untuk motivasi-motivasi yang telah engkau bagikan kepada kami. Bu Raya tersayang terima kasih untuk semangatmu, Bu saya sangat ingin memelukmu :'(. Makasih buat Bu Oyo dan semua guru yang telah mengajar saya. Tanpa kalian aku bukanlah apa-apa.
Saya sangat senang kemaren karena dapat bertemu teman-teman namun sangat sedih juga karena ini kebersamaan kami yang terakhir setelah selama 3 tahun saling mengenal, berteman dan saling melengkapi satu sama yang lain. XENOS, OPERA :'(
Daftar XENOS:
Daftar OPERA (Organisasi Pelajar IPA 5):
Fika (Fika Dian Nuranita), Indah (Indah Purnama Sari), Kasah (Siti Akasah), Wulan (Wulandari), you are my best friend. Love u guys. I will always love you, guys. :) Makasih teman-teman selalu ada untukku dan mau menerima temanmu yang penuh kekurangan ini. Maafkan aku jika aku pernah menyakiti kalian, ataupun berkata-kata yang tak sepatutnya. Aku harap kalian tak melupakanku dan tetap mengingatku dan kita akan bertemu lagi satu sama lain dengan mimpi yang telah tercapai.
Jika ada pertemuan pasti ada perpisahan dan inilah saatnya kita untuk saling berpisah. Memang menyedihkan, tapi inilah awal yang baru untuk memulai langkah yang baru dan impian yang akan segera tercipta.
Selamat menempuh jalan yang baru teman-teman "XENOS" dan "OPERA", semoga kita tak saling melupakan dan akan bertemu lagi dengan angan yang telah tergapai sepenuhnya dalam genggaman.
We come as a stranger and leave as a friends
- A DAY TO REMEMBER -
Tak terasa sudah 3 tahun aku sudah bersekolah di SMA Negeri 2 Palangka Raya, salah satu sekolah favorit di Kota Cantik Palangka Raya. Tak terasa pula banyak yang telah aku lalui, banyak kenangan yang manis, pahit, asam, asin, bahkan hambar yang telah terukir di benak dan hati ini. Tak terasa pula aku telah menginjak usia dewasa dan telah melewatinya dengan baik. Dan tak terasa pula aku akan menghadapi bangku kuliah yang sudah aku idam-idamkan dari SMP, sebuah batu loncatan untuk menggapai asa dan impian.
Memang untuk mendapatkan apa yang sangat diharapkan dan didambakan perlu pengorbanan yang sangat-sangat besar dan jalan yang sangat berliku. Misalnya saja untuk dapat naik ke kelas 11 dan 12 saya harus berjuang mati-matian selama 1 tahun untuk mendapat nilai yang memuaskan dan membanggakan diri saya sendiri dan orangtua saya. Lalu bagaimana untuk lulus?
Hmm, entah apa karena saya terlalu terlena dan bermalas-malasan atau persiapan yang saya rasa sudah cukup saya menjadi yahhh hmmm sedikit malas. Bukan, tapi sangat sangat sangat malas.
Saat kelas 12 semester 1 saya berambisi untuk mendapat nilai yang memusakan dalam UN, sehingga saat itu saya sangat-sangat fokus, saya mencari bahan-bahan yang harus saya pelajari siang malam, saya membuat peta konsep, saya menghafal rumus-rumus, saya berlatih soal-soal, saya copy ini copy itu. Namun semuanya selalu tak berjalan sesuai rencana, dipertengahan jalan tiba-tiba saya menjadi down. Kenapa? Saya tak dapat memberi tahumu alasannya, pokoknya ada seseorang yang sangat-sangat membuat saya terpukul bahkan menjadi sangat-sangat lemah. Pacar? Bukan, saya tak selemah itu. Orangtua? Bukan, saya juga tak selemah itu. Teman? Sahabat? Orang yang saya sukai? Bukan, saya bukan orang yang mudah dijatuhkan oleh orang seperti itu. Yang menjatuhkan semangat saya adalah seorang guru. Mungkin terdengar tak masuk akal dan mengada-ada tapi itulah yang sebenarnya.
Semenjak itu saya menjadi sangat-sangat sedih bahkan menjadi sangat-sangat malas. Bangkit? Itu tak semudah membalikkan telapak tanganmu, semua butuh proses dan itulah yang saya hadapi. Saya mulai mengumpulkan tenaga dan hasrat untuk memulai segalanya, saya ingin menjadi salah seorang yang mempunyai nilai memuaskan dan baik karena saya orang yang sangat sangat ambisius untuk seorang yang kurus kerempeng dan tak berdaging macam ni.
Namun usaha saya baru membuahkan hasil untuk "kembali ambisius" 4 minggu (baca: 1 bulan) sebelum UN. Semangat saya mulai berkobar-kobar. Saya merangkum mata pelajaran B.Indo, Biologi, MTK, tapi saking asyiknya saya lupa untuk merangkum (baca:mempelajari) Fisika, yang menjadi boomerang bagi saya saat UN (Fisika, MTK, Kimia -> mata pelajaran tersulit loh). :D
Kenapa tidak dari Januari, Februari atau Maret?
Dari bulan Januari sampai bulan Maret saya sangat-sangat kesulitan untuk belajar. Kenapa? Karena saya harus menghadapi tugas, bimbel, tutor, Try Out I,II,III, UAS, Ujian Praktek dan lain-lain yang membuat saya tak bisa fokus ditambah lagi dengan semua masalah dan masalah yang selalu mendera dan menguras tenaga. Hasilnya? Malas. Kok bisa? Karena saya menjadi sangat-sangat lelah setelah melaksanakan semuanya. Sehingga saat pulang ke rumah bukannya belajar malah tidur dan bersantai. Saya lelah dengan semua itu, dalam otak, hanya ingin cepat-cepat UN dan melepas semua kepenatan ini.
Namun saat UN tiba saya menjadi sangat-sangat ketakutan, takut kenapa? Takut nilai saya jelek, saya tidak lulus. Ingin rasanya langsung menembak diri sendiri, namun jika saya melakukannya, saya akan menjadi orang yang sangat-sangat hina di dunia ini, bunuh diri adalah aksi yang sangat bodoh bahkan memalukan.
Malapeta saat UN pun sepertinya mengintai saya, mulai dari penyakit maag yang selalu datang silih berganti, pusing yang selalu mendera siang dan malam, bahkan kehilangan nafsu makan yang semakin parah. Kenapa? Kenapa? Aku gak tahu, jangan tanya aku, aku bukan dokter.
Menjelang UN tiba dibalik malapeta yang menhadang ada berkat pun yang mengalir. Berkat apa? Temanku seperti Ayash, Ghina, dan Nanda memintaku untuk mengajarnya. Aku sangat senang, karena ini kesempatanku untuk belajar dan mengingat yang telah lewat. Makasih juga buat Dody yang bersedia mengajar aku yang banyak nanya ini :)
1 hari sebelum UN, aku mempersiapkan diriku dengan baik, aku tidur lebih awal dan belajar bahkan membaca sedikit materi karena besoknya adalah B.Indonesia dan Biologi.
JADWAL UN:
Senin: Bahasa Indonesia dan Biologi
Selasa: Matematika dan Kimia (sengsara :( sekali)
Rabu: Bahasa Inggris dan Fisika (Oh My God!!!!)
Hari terakhir sangat menakutkan (baca: FISIKA)
Kenapa? Karena aku belum siap seutuhnya. Jika dinyatakan dalam persen mungkin cuma 15 %. Kok gitu? Karena aku menguasai cara menjawab soal nomor 1-10. Selebihnya? Aku tak tahu, silanglah dengan indah. T_T
Pada saat hari terakhir UN (baca: Rabu) aku mengalami suatu musibah, MAAG KU KAMBUH. Astaga, apa yang harus aku lakukan? Aku hanya berbaring di tempat tidur dengan muka pucat dan air mata yang menetes, aku gak mau ikut UN SUSULAN. Gak mau. Dengan nafas yang terengah-engah dan kepala yang sangat pusing aku memutuskan untuk ikut UN. Aku tak peduli jam berapa sekarang, aku pun langsung ke kamar mandi dan mandi. Namun apa yang terjadi? Aku malah muntah-muntah dan menjadi semakin lemas. Orangtuamu mana? Tak ada, mereka sudah berangkat kerja jam 06.30. Adik? Mereka sekolah. Kaka? Dia kerja. Nenek? Ya dia ada di rumah, tapi apa yang dapat dia lakukan untukku, untuk mengurus dirinya pun ia tak mampu. Apa yang ku lakukan untuk menolong diriku sendiri? Aku memakan obat sakit maag dan minum teh hangat setengah gelas, setelah itu aku berlari menuju sekolah. Masih ada 15 menit sebelum lonceng, aku pun berjalan menuju gerbang depan dengan muka yang sangat-sangat pucat dan maag yang masih mendera. Tapi apa yang terjadi? Gerbang depan terkunci sehingga aku harus menuju gerbang samping. Namun saat menuju gerbang samping lonceng sudah berbunyi. Aku berlari sekuat tenaga, tapi aku tak kuat dan muntah di jalan. Saat itu sekitar 8 meter dari gerbang, ada pengendara motor yang lewat dan memintaku untuk naik ke motornya karena mungkin ia kasihan kepadaku. (makasih Tuhan :) semoga ia mendapat berkat yang melimpah) Saat aku sampai gerbang samping, aku sudah terlambat, pengawas ujian sudah masuk ke kelas. Aku berlari sambil menahan sakit di perutku. Namun malang memang tak dapat ditolak. Saat naik ke atas tangga aku jatuh dan tak sanggup untuk berdiri, kemudian ada ade kelasku yang menyuruhku mendatangi Pak Fatur untuk meminta surat masuk ke kelas karena aku terlambat. Aku memaksa diri untuk berjalan dan mukaku menjadi sangat pucat sampai kepala sekolah berkata, "Kenapa kamu? Mukamu pucat sekali? Kamu sakit?"
Kataku, "Gak, Bu saya gak sakit, saya sehat". Saya sangat-sangat takut jika mereka tahu saya sakit saya disuruh ikut UN susulan. Dengan tenaga yang masih tersisa,saya berlari dan naik naik lagi ke atas dan masuk ke kelas. Padahal Pak Kadar melarang saya untuk lari. "Jangan lagi, jalan aja, kamu itu lagi sakit kan?"
Saat itu Pak Rudy melihat ku duduk di kelas, entah apakah bapaknya marah atau cemas, aku tak tahu. Tapi ekspreasinya menakutkan. T_T
Listeningpun dimulai, aku sangat-sangat tak fokus dan tak konsen, bagaimana tidak, aku tak makan cuma minum teh dan perutku masih sangat-sangat sakit. Ingin rasanya aku menangis saat itu (memang waktu itu aku menangis dan tak tahu harus berbuat apa lagi) namun untungnya listening di ulang di menit-menit terakhir sehingga aku bisa konsens sedikit (walaupun sedikit namun sangat bermanfaat).
Sambil mendengar pengulangan listening aku melingkar jawabanku yang aku anggap benar, dan berangsur-angsur pula maagku mereda. Namun apa yang terjadi? Kesialanku tak berhenti sampai disitu, lonceng tanda selesai mengerjakan telah berbunyi sedangkan jawaban belum aku lingkar semuanya, akupun lambat lagi. Sampai-sampai pengawas itu bilang, "Kamu ini sudah lambat masuk, lambat pula ngumpul!"
Saya hanya berkata "Maaf, Bu. Maaf, Bu."
Ya ampun, saya menjadi drop mendengarnya. Andaikan ia tahu apa yang saya alami mungkin ia akan mengerti. :'(
Saat istirahat saya sangat kelaparan, saya tak membawa uang sepeserpun hari itu, tapi untunglah ada disediakan kue dan minuman untuk kami. Saya makan kue, dan minum air jeruk (saya lupa maag saya sehingga perut saya sakit lagi). Tapi untunglah cuma setenguk karena Fika mengingatkan saya. Hari itu saya sangat-sangat malu. Saya tak tahu lagi harus menyimpan muka ini dimana, sehingga saat UN selesai saya langsung pulang dan menangis sejadi-jadinya di rumah. Kenapa? Karena saya tak mampu mengerjakannya dengan maksimal hari ini. Oh Tuhan kenapa harus hari ini penyakit ini datang? T_T Tapi sudahlah semua akan indah pada waktunya.
Selesai UN Fisika saya sempat bersalaman dengan Pak Rudi. Awalnya saya sangat takut dimarahi beliau karena saya lambat, tapi dugaan saya salah. Dia hanya berkata, "Semoga sukses, nilainya bagus dan sehat selalu". Ya Tuhan terima kasih, saya sangat senang mendengarnya, baru pertama kali seorang guru berkata demikian kepada saya.
Hari-hari berikutnya apa yang saya lakukan?
Saya tidak ke sekolah, untuk menampakkan diripun saya sangat takut. Kenapa? Karena yang tadi itu, saya lambat. Saya sangat takut dan sangat sangat malu.
Tanggal 22 pun tiba, hari dimana kami akan melaksanakan ritual yang menjadi rutinitas setelah UN yaitu perpiasahan atau upacara pelepasan siswa kelas XII angkatan ku yaitu generasi 28 atau PSY 28. Acaranya keren abis, teman-teman yang lain cantik-cantik, ganteng-ganteng. Mereka sangat anggun dan penuh percaya diri. Namun kemaren kelasku tak lengkap dua orang yaitu Icha (Rieska Kurniaty) dan Norman (NUr Rochman Hidayat) karena mengikuti test polisi. Padahal daya sangat berharap dapat bertemu dengan mereka semua dan merasakan kebersamaan ini untuk terakhir kalinya sebelum menempuh jalan masing-masing.
Angkatan kamipun sempat bersalaman dengan guru-guru, namun sayang tak ada Pak Fatur, Pak Ade, Pak Rudy, Pak Erwan, Pak Nehemia, Pak John, dan guru-guru yang lainnya. Saya sangat ingin mengucapkan banyak terima kasih untuk jasa-jasa mereka yang mungkin tak dapat saya bayar dengan uang. Untuk kerja keras mereka yang tak akan terganti. Terima kasih guruku. Bu Nurul makasih untuk semuanya, makasih untuk setiap perhatianmu. Pak Rudy makasih untuk motivasi-motivasi yang telah engkau bagikan kepada kami. Bu Raya tersayang terima kasih untuk semangatmu, Bu saya sangat ingin memelukmu :'(. Makasih buat Bu Oyo dan semua guru yang telah mengajar saya. Tanpa kalian aku bukanlah apa-apa.
Saya sangat senang kemaren karena dapat bertemu teman-teman namun sangat sedih juga karena ini kebersamaan kami yang terakhir setelah selama 3 tahun saling mengenal, berteman dan saling melengkapi satu sama yang lain. XENOS, OPERA :'(
Daftar XENOS:
- Alvendra Fikri P
- Antonius Ardianto
- Aprinando
- Arifatudzuhri A Dangun
- Atin Magfirah
- Claudya Yuni Pramitha Samad
- Eghar Lutfian Fahluvi
- Friska Seftiana Shinta
- Deliana Anggen
- Ika Natalia
- Indah Purnama Sari
- Gabriella Marissa
- Kesi Ratna Siwi
- Ladya Novi Tamitasari
- May Rozerio Tama
- M. Faisal Indra Fahlevi
- M. Faris
- Octo Feliani Sinaga
- Oktovio Hantrisa
- Raditya Yudistira
- Reka Angela E. Tuwan
- Rieska Kurniaty
- Rijal Rahman
- Rizky Nurkuswari Putri
- Rizma Eko Julianto
- Ross Shield Renti Bellinda
- Satriyandi Mahmud
- Septia Ivana
- Siti Fatimah
- Swansea Tridua
- Virly Chairunnisa
- Virna Yolanda Alvonianita
- Wulandari
- Yantia Hariesta Purnomo
Daftar OPERA (Organisasi Pelajar IPA 5):
- Ade Saraswati
- Akhmad Fitriadi
- Andreany Uria Utama Ludjen
- Ando Dwiguna Akbar
- Asrie Dwi Chaesty
- Chairunnisa Mei Yuni
- Diyandra Utami Putri
- Dendi Triatmaja
- Desti Indah Pertiwi
- Dody Irawan
- Fika Dian Nuranita
- Ghina Ulya Rossa
- Gita Febriany Nahan
- Jerim Renai Rumalutur
- Lauricka Prahesty
- Merry Kristiani
- M. Fahlevi
- M. Rizky
- Mufti Alifia Ramadhani
- Nadilla De Putri
- Nadya Yonisa
- Nanda Aridha Riany
- Ni Putu Myantika
- Nur Amelia Khairiah
- Nur Rochman Hidayat
- Nopriliani
- Praditha Ririhera
- Ranbebasa Bijakbuana
- Resha Alinda
- Rieska Kurniatyi
- Ronala Jukar
- Ross Shield Renti Bellinda
- Siti Akasah
- Suharjito Prasojo
- Swansea Tridua
- Viki Dwi Randa
- Wahyuni Aditya
- Wulandari
Fika (Fika Dian Nuranita), Indah (Indah Purnama Sari), Kasah (Siti Akasah), Wulan (Wulandari), you are my best friend. Love u guys. I will always love you, guys. :) Makasih teman-teman selalu ada untukku dan mau menerima temanmu yang penuh kekurangan ini. Maafkan aku jika aku pernah menyakiti kalian, ataupun berkata-kata yang tak sepatutnya. Aku harap kalian tak melupakanku dan tetap mengingatku dan kita akan bertemu lagi satu sama lain dengan mimpi yang telah tercapai.
Jika ada pertemuan pasti ada perpisahan dan inilah saatnya kita untuk saling berpisah. Memang menyedihkan, tapi inilah awal yang baru untuk memulai langkah yang baru dan impian yang akan segera tercipta.
Selamat menempuh jalan yang baru teman-teman "XENOS" dan "OPERA", semoga kita tak saling melupakan dan akan bertemu lagi dengan angan yang telah tergapai sepenuhnya dalam genggaman.
We come as a stranger and leave as a friends
- A DAY TO REMEMBER -
Sedih ya kalau memang harus berpisah, tapi itu kehidupan kan? Semoga kita semua lulus 100% dan bisa masuk ke dunia yg kita impikan.
BalasHapusAsli.. aku terharu banget baca tulisanmu yg ini, Ross.
BalasHapusSemangat terus Rosil.