Aku
punya cerita yang bisa dibilang cukup aneh. Aku mau cerita tentang ikanku yang
bernama papuyu. Tapi, aku jadi bingung mulai darimana. Hmm. Baik, aku cerita
awal pertemuanku dengan ikanku.
Siang itu, mamahku pulang kerja membawa bungkusan hitam dari plastik. Yah, tanpa perlu dibuka, aku sudah tahu di dalamnya berisi ikan-ikan dari bau amis dan tetesan darahnya. Kemudian, mamah menyuruh aku membersihkan ikan yang ada diplastik tersebut. Ketika sedang membersihkannya ternyata masih ada ikan yang masih hidup. Jika bisa berbicara bahasa manusia mungkin dia akan memelas dan berkata, "tolong jangan bunuh aku. Kasihanilah aku."
singkat cerita, karna dulu kami tak punya aquarium ikannya aku masukan ke bak mandi. Aku menamakan ikan tersebut papuyu karena ia ikan papuyu.
Mungkin sudah setengah tahun, papuyuku sudah hidup disitu. Kadang aku kasihan, tapi kadang ada rasa senang. Kenapa? Karena papuyuku kini bertambah besar. Hari demi hari berlalu, kini kami punya 2 aquarium yang di dalamnya dihiasi ikan-ikan hias beraneka warna dan bentuk. Mereka begitu indah, cantik, dan menarik. Begitu berbeda dengan papuyu. Papuyu berwarna hitam dan tak menarik, bisa di bilang biasa-biasa saja, atau istilah kasarnya terkesan buruk rupa. Ikan-ikan hias tersebut begitu menarik perhatianku sampai terkadang aku melupakan papuyu. Sungguh malang nasibnya.
Sampai suatu hari ketika bak mandi kami bocor terpaksa papuyu aku pindahkan ke aquarium yang ada, namun tanpa pompa udaranya. Yah, memang dulu aquarium ini sempat dihiasi ikan-ikan hias tapi itu cuma berlangsung sementara ketika pompa udaranya rusak dan ikan-ikan hias tersebut harus mengungsi di aquarium yang lain. Ketika memandang aquarium itu, kadang aku merasa iba. Bagaimana jika ia kehabisan oksigen?
Perasaan tersebut begitu menggangguku. Ditambah lagi, papuyu juga enggan makan, makanan nya tak pernah dijamahnya. Ia hanya diam dan diam sambil memandangku. Mungkin ia bertanya padaku, "sampai kapan aku disini? Apakah baknya masih rusak? Apakah tak ada pompa oksigen untukku?"
Siang itu, mamahku pulang kerja membawa bungkusan hitam dari plastik. Yah, tanpa perlu dibuka, aku sudah tahu di dalamnya berisi ikan-ikan dari bau amis dan tetesan darahnya. Kemudian, mamah menyuruh aku membersihkan ikan yang ada diplastik tersebut. Ketika sedang membersihkannya ternyata masih ada ikan yang masih hidup. Jika bisa berbicara bahasa manusia mungkin dia akan memelas dan berkata, "tolong jangan bunuh aku. Kasihanilah aku."
singkat cerita, karna dulu kami tak punya aquarium ikannya aku masukan ke bak mandi. Aku menamakan ikan tersebut papuyu karena ia ikan papuyu.
Mungkin sudah setengah tahun, papuyuku sudah hidup disitu. Kadang aku kasihan, tapi kadang ada rasa senang. Kenapa? Karena papuyuku kini bertambah besar. Hari demi hari berlalu, kini kami punya 2 aquarium yang di dalamnya dihiasi ikan-ikan hias beraneka warna dan bentuk. Mereka begitu indah, cantik, dan menarik. Begitu berbeda dengan papuyu. Papuyu berwarna hitam dan tak menarik, bisa di bilang biasa-biasa saja, atau istilah kasarnya terkesan buruk rupa. Ikan-ikan hias tersebut begitu menarik perhatianku sampai terkadang aku melupakan papuyu. Sungguh malang nasibnya.
Sampai suatu hari ketika bak mandi kami bocor terpaksa papuyu aku pindahkan ke aquarium yang ada, namun tanpa pompa udaranya. Yah, memang dulu aquarium ini sempat dihiasi ikan-ikan hias tapi itu cuma berlangsung sementara ketika pompa udaranya rusak dan ikan-ikan hias tersebut harus mengungsi di aquarium yang lain. Ketika memandang aquarium itu, kadang aku merasa iba. Bagaimana jika ia kehabisan oksigen?
Perasaan tersebut begitu menggangguku. Ditambah lagi, papuyu juga enggan makan, makanan nya tak pernah dijamahnya. Ia hanya diam dan diam sambil memandangku. Mungkin ia bertanya padaku, "sampai kapan aku disini? Apakah baknya masih rusak? Apakah tak ada pompa oksigen untukku?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMA KASIH ATAS KOMENTARNYA :)