untuk download klik DISINI
Makalah
Pendidikan Agama Kristen
PERGAULAN REMAJA
Oleh:
ROSS
SHIELD RENTI BELLINDA
XI
IPA 5
sma negeri
2 palangkaraya
rsbi
Kata pengantar
` Puji dan syukur saya panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan karunianya saya dapat menyelesaikan
penulisan makalah Pendidikan Agama Kristen ini yang
berjudul “Pergaulan Remaja”. Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini. Saya
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala
kritik serta saran yang membangun dari para pembaca akan saya terima dengan
senang hati sehingga bisa menjadi sebuah pelajaran agar kelak lebih baik lagi. Semoga
makalah Pergaulan Remaja ini
memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pembaca pada khususnya
serta dapat membantu meningkatkan harkat dan martabat bangsa kita dalam
membangun bangsa Indonesia tercinta ini.
Palangkaraya, 17 November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………….……....1
Daftar
Isi......................................................................................................................2
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………….….……...3
A. Latar Belakang………………………………………………………….….……...3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….………...5
C. Metode Penulisan………………………………………………………….……....5
D. Tujuan Penulisan………………………………………………………….….…....5
E. Manfaat Penulisan…………………………………………………………………6
Bab ii: Isi
A. Pengertian
A. Pengertian
1. Pergaulan…………………………………………………………………….7
2. Remaja……………………………………………………………………….7
3. Kenakalan……………………………………………………………………8
4. Kenakalan Anak………………..……………………………………………9
5. Etika Dan Etiket……………………………………………………………..10
B. Pembahasan
1.
Pergaulan
Positif…………………………………………………………….12
2.
Pergaulan
Negatif……………………………………………………………12
3.
Dampak……………………...………………………………………………15
4.
Penyebab
Kenakalan Remaja………………………………………………..16
C.
Kaitan Remaja Dan
Pendidikan Agama Kristen…….….......................................22
D. Usaha Penanggulangan Kenakalan
Remaja……………………………………...27
Bab iii: Penutup
A. Simpulan…………………………………………………………………………28
B. Saran……………………………………………………………………………...28
Daftar
Pustaka………………………………………………………………………29
Bab i
Bab i
PENDAHULUAN
A. latar
belakang
Masa
remaja adalah masa transisi ketika anak tumbuh menjadi dewasa. Masa itu juga
dianggap masa yang paling indah. Namun kadangkala masa remaja bisa juga menjadi
rawan apabila remaja salah jalan, baik dalam pergaulan maupun hubungan cinta.
Remaja bergaul memang
adalah sebuah kebutuhan. Sama halnya dengan dahaga yang ingin terpuaskan.
Mereka ingin mengenal banyak orang dari berbagai lingkungan. Ini sebetulnya
tidak terlepas dari proses pencarian jati diri semata. Dengan membebaskan
perasaan dan isi hati, mereka juga mengharapkan kebebasan dan ketenangan jiwa.
Bila dikekang, mereka nampak begitu sedih dan terkekang. Tapi bila pergaulan
terlalu dibebaskan, juga sangat mengkuatirkan. Yang penting berkomunikasi dan
terarah. Bilamana sang remaja masih mampu berkomunikasi dengan keluarga dan
orang tua, maka bimbingan untuk pergaulan pun dapat tersampaikan. Informasi
tentang apa yang sebaiknya mereka lakukan dengan teman-teman dan apa efek dari
apa yang mereka lakukan dan perbuat juga perlu dikomunikasikan.
Pergaulan
remaja saat ini sangat didukung oleh
fasilitas dunia maya atau internet. Hampir semua remaja di seluruh Indonesia
menggunakan facebook atau blackberry messanger sebagai sarana untuk
berkomunikasi dengan sesamanya. Memiliki piranti blackberry dianggap sebagai
sesuatu keharusan dalam pergaulan mereka. Memang diakui penggunaan alat
komunikasi yang satu ini sangat cepat dan efektif untuk berbagi informasi baik
yang benar ataupun salah. Terkadang gadget yang satu ini menjadi penghalang
bagi remaja untuk belajar dengan serius.
Pergaulan remaja saat ini juga di warnai
dengan permainan-permainan ala dunia virtual. Permainan yang terdapat di
internet atau playstation dan sejenisnya bukanlah hal yang asing bagi mereka.
Remaja saat ini sangat lihai dalam mengoperasikan hal-hal yang demikian. Dengan
bermain, mereka saling berkomunikasi dan bersaing untuk memenangkan permainan.
Namun sangat di sayangkan tidak semua permainan jenis ini dapat digunakan
secara bersama-sama. Hal ini mengakibatkan kurang meluasnya sosialiasi mereka.
Pergaulan remaja saat ini lebih bebas
dibandingkan dengan remaja-remaja dari periode waktu sebelumnya. Jam malam
sudah tidak efektif bagi remaja. Hal ini dapat dilihat dengan menjamurnya
remaja-remaja yang menonton bioskop midnight atau hangout di café sampai larut
malam. Hal inilah yang memicu kepada pergaulan bebas yang marak disiarkan
dimana-mana. Pergaulan mereka tidak lagi hanya sebatas teman namun mulai
mengarah kepada percintaan yang serius. Dimana percintan yang serius ini juga
memicu prilaku seks bebas yang marak disaat-saat ini. Keterbukaan remaja saat
ini tentang hal yang berbau seks sangatlah lumrah. Seks bukanlah hal yang tabu
untuk dibicarakan, bahkan remaja saat ini diarahkan agar tidak memiliki prilaku
seks yang menyimpang. Mereka diajarkan mengenai seksualitas mereka
masing-masing.
Hal berikutnya yang menarik dengan pergaulan
remaja saat ini adalah dengan begitu kentalnya predikat anak mami yang
akhir-akhir ini populasinya semakin meningkat. Dalam hal ini dapat dikatakan
bahwa kemandirian remaja saat ini sangatlah minim. Terlalu banyak fasilitas
yang diberikan dan terlalu banyak juga ikut campur orangtua dalam kehidupan
sehari-hari mereka sehingga remaja saat ini tidak bisa menilai dengan cepat apa
yang salah dan apa yang benar. Hal ini mungkin di picu dengan maraknya
penggunaan baby sister dan jasa pembantu rumah tangga lainnya. Pengunaan yang berlebihan mengakibatkan
kemalasan bagi remaja untuk melakukan segala sesuatunya dengan mandiri.
Selain hal diatas, salah satu kekhawatiran
dari pergaulan remaja saat ini adalah mulai terinspirasinya mereka dengan
pergaulan sesama jenis yang mengarah kepada percintaan sesama jenis. Hal ini
mulai menjadi hal yang umum dengan semakin terbukanya negara Indonesia terhadap
globaliasi dan pengaruh negara-negara lain yang melegalisir aktivitas seksual
tersebut.
Dalam hal
ini kita dituntut untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Tentunya
kita harus menggunakan pikiran dan hati nurani yang bersih. Kita sangat
membutuhkan tuntunan dan bimbingan Tuhan serta koordinasi orang tua. Sangatlah
penting dalam hidup kita untuk menaggulangi pergaulan bebas di masa puber ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam setiap
penulisan dan penelitian ilmiah pasti ada masalah yang ingin dipecahkan, begitu pula dengan penulisan makalah ini. Rumusan
masalah yang ada dalam makalah ini yaitu
1.
Apakah yang dimaksud
dengan pergaulan remaja?
2.
Bagaimana
pergaulan remaja sekarang?
3.
Masalah apa
saja yang terjadi dalam pergaulan remaja?
4.
Apakah yang dimaksud dengan kenakalan anak?
5.
Apakah faktor
penyebab kenakalan anak?
6.
Apakah kontribusi
pendidikan agama dalam penanggulangan kenakalan anak?
7.
Apa kaitan remaja dengan Pendidikan Agama Kristen?
8.
Apa yang harus
dilakukan remaja untuk menanggulangi pergaulan yang salah?
9.
Bagaimana usaha
penanggulangan kenakalan anak?
C. METODE
PENULISAN
Dalam
penulisan makalah ini, untuk mengumpulkan data-data yang ingin diperoleh
menggunakan metode kualitatif sebagai metode penelitian dan penulisan.
Selain itu, di lapangan menggunakan penelitian dengan instrumen (alat) berupa studi kepustakaan untuk mendapatkan bahan pendukung lain makalah ini.
Selain itu, di lapangan menggunakan penelitian dengan instrumen (alat) berupa studi kepustakaan untuk mendapatkan bahan pendukung lain makalah ini.
D.
TUJUAN PENULISAN
Tujuan
khusus:
Untuk
memenuhi hasil kerja individu
Tujuan
Umum:
1.
Sebagai wawasan tambahan
informasi serta menperbanyak pengetahuan.
2.
Sebagai latihan untuk
memperlancar sastra dan bahasa.
3.
Sebagai perbandingan antara
teori di kelas dan kenyataan di lapangan.
4.
Mengajak masyarakat
untuk lebih berperan aktif dan peduli terhadap setiap interaksi dan pergaulan
disekitar.
5.
Untuk berlatih menyusun
Karya Tulis secara Sistematis.
E. MANFAT PENULISAN
Adapun manfaat penulisan dari makalah ini antara lain:
1.
Sebagai tambahan materi
diluar sekolah.
2.
Melatih siswa agar dapat
mengolah laporan karya wisata.
3.
Menambah pembendaharaan
pustaka sekolah yang menunjang minat baca siswa agar pengetahuannya lebih luas.
BAB II
I S I
A. PENGERTIAN
1. Pergaulan
Pergaulan (interpersonal relationship) adalah hubungan antar manusia yang dibina akibat kebutuhan
hidup manusia sebagai makhluk
sosial untuk saling berinteraksi satu
dengan yang lain yang dalam kesehariannya selalu membutuhkan orang lain.
Pergaulan juga merupakan salah satu HAM
dan tidak boleh dibatasi, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu
melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap
mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat.
Jadi, dalam membina pergaulan harus
teratur atau dibatasi
aturan dan norma sehingga tidak merugikan pihak lain.
2. Remaja
Masa
remaja adalah masa transisi/ peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang
ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis &
psikososial. Remaja terbagi menjadi beberapa
tahap yaitu remaja awal (13-14 tahun), remaja tengah (15-17 tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun)
Istilah “Remaja” berasal dari bahasa latin “Adolescere” yang
berarti remaja. Mencakup kematangan mental, emosi, social, dan fisik. Pandangan
ini diungkapkan oleh Jhon Pieget, :secara psikologi masa remaja adalah usia
saat individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia saat anak tidak
lagi merasa dibawah tingkat orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkat
yang sama. Presepsi umum tentang remaja merupakan kelompok yang biasanya tidak
berada dengan kelompok manusia yang lain, ada yang berpendapat bahwa
remaja adalah kelompok orang-orang yang sering menyusahkan orang tua. Remaja
merupakan kelompok manusia yang penuh dengan potensi berdasarakan catatan
sejarah remaja Indonesia yang penuh vitalitas, semangat patriotisme yang
menjadi harapan penerus bangsa Perlu dilakukan pembinaan remaja oleh
orang tua dan guru harus memahami kejiwaan dan dunia mereka. Bila tidak akan
menimbulkan efek yang tidak diharapkan.
Masa remaja melalui 6 perkembangan yaitu
a.
Perkembangan Motorik
b.
Perkembangan Kognitif
c.
Perkembangan Sosial Pribadi
d.
Perkembangan Emosi
e.
Perkembangan Komunikasi
f.
Perkembangan Spritual
3. Kenakalan
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kenakalan dengan kata dasar nakal adalah suka berbuat tidak baik,
suka mengganggu, dan suka tidak menurut. Sedangkan kenakalan adalah perbuatan
nakal, perbuatan tidak baik dan bersifat mengganggu ketenangan orang lain
; tingkah laku yang melanggar norma kehidupan masyarakat. Kenakalan remaja di
era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Definisi kenakalan remaja
menurut para ahli, salah satunya adalah Kartono seorang ilmuan sosiologi
mengemukakan pendapatnya bahwa Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal
dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada
remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka
mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang”. Dan Santrock mengatakan bahwa
”Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang
tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.
Kenakalan remaja
meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang
dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan
dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Banyak anak dibawah umur
yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak
tindakan kriminal lainnya.
4. Kenakalan Anak
Istilah baku tentang kenakalan
remaja dalam konsep psikologi adalah juvenily delinquency. Secara
etimologis dapat dijabarkan bahwa juvenile berarti anak. Jika
meenyangkut subjek/pelaku, maka juvenile delinquency berarti
anak penjahat atau anak jahat.
Pada
awalnya juvenile delinquency diartikan sebagai kenakalan anak-anak, namun
manakala masyarakat merasakan dampak negatif yang ditimbulkannya, maka timbul
kesimpang siuran dalam mengartikan juvenile delinquency tersebut, sebab
rata-rata pelakunya adalah para remaja yang tentu dilihat dari umur, sudah
tidak bisa lagi disebut sebagai anak-anak. Pergeseran
pengertian juvenile delinquency, dari kenakalan anak menjadi kenakalan remaja,
dapat dipahami karena para delinkuen kebanyakan bukan anak-anak, tapi para
remaja, walau dalam praktik hukum di pengadilan dianggap termasuk yurisdiksi
pengadilan anak (‘Juvenile Court).
Terlepas
dari adanya kerancuan pengertian tersebut, yang jelas dambaan seluruh
masyarakat pada dasarnya sama, yaitu terciptanya kehidupan yang damai, untuk
menciptakan kedamian itu diperlukan adanya norma-norma/ hukum/ aturan. Untuk
menegakkan hukum/ norma/ aturan dalam kehidupan diperlukan adanya kesadaran
berperilaku sesuai dengan norma/ hukum/ aturan yang berlaku bagi anggota
masyarakat itu.
Sehubungan dengan hal tersebut dikatakan bahwa
Sehubungan dengan hal tersebut dikatakan bahwa
“
tempat dari kesadaran hukum adalah sebagai perantara atau mediator antara hukum
dengan perilaku manusia. Hukum, baik sebagai kaidah maupun perilaku yang ajeg
atau unik, mempunyai tujuan agar kehidupan manusia dalam masyarakat berlangsung
dalam keadaan damai. Kedamaian tersebut akan tercapai dengan mengusahakan, agar
hukum itu dipatuhi”.
Perbuatan
para delinkuen bukan hanya berakibat negatif pada pelaku, tapi lebih jauh lagi
perbuatan melawan hukum/ norma/ tata aturan yang ada di masyarakat, yang
dirasakan langsung oleh masyarakat sebagai bentuk ‘kejahatan’ yang telah
merusak kedamaian hidup dan kehidupan masyarakat tersebut, sehingga adalah hal
yang seharusnya dilakukan oleh semua orang sebagai anggota masyarakat untuk
mengupayakan bagaimana tindak delinkuensi ini bisa ditekan dan bahkan kalau
bisa hilang sama sekali.
Menurut B. Simanjuntak, kenakalan siswa adalah perbuatan anak yang
melanggar norma-norma, baik norma sosial, norma hukum, norma kelompok,
mengganggu ketentraman masyarakat sehingga yang berwajib mengambil tindakan
pengasingan.
Kenakalan anak/remaja merupakan
perbuatan pelanggaran norma-norma baik norma hukum maupun norma sosial. Menurut
Paul Moedikdo, SH kenakalan remaja adalah :
a.
Perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan
bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum
pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
b.
Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu
untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
c.
Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi
sosial.
5. Etika Dan
Etiket
Bergaul adalah hal yang sangat
diperlukan oleh remaja untuk mencari jati dirinya yang sebenarnya. Namun dalam
bergaul, remaja rentan mencoba hal-hal baru yang kerap kali merusak masa
depannya. Akibat pergaulan yang salah tersebut etika dan etiket dari remaja
mulai merosot. Etika dan etiket mempunyai arti yang berbeda. Perbedaan antara etika dan
etiket yaitu
a.
Etika merupakan falsafah moral yang dilandasi agama, budaya,
perilaku mana yang baik dan buruk.
b.
Etiket adalah aturan sopan santun dan tata cara pergaulan
yang baik antara sesama manusia. Etiket bisa disebut sebagai golden rules yang
menyatakan “perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan”. Karena itu, orang yang memahami
etiket memperlakukan orang lain dengan baik dan respek, sehingga akan lebih
diterima dalam pergaulan.
Etiket remaja tidak hanya mengenai
cara bergaul yang benar, tetapi juga menyangkut tentang berkehidupan dengan
lingkungan manusia, alam dan segala isinya termasuk flora dan fauna. Bila
berkaitan hubungan dengan sesama manusia maka komunikasi dan sosialisasi sangat
memerlukan etika. Etika tersebut bisa saja mengenai cara berpacaran yang benar,
aturan sopan santun yang umum, sampai cara bergaul yang baik dalam situasi yang
spesifik. Etika remaja juga meliputi komunikasi dengan orang lain, cara
bersikap di depan umum, cara berbusana yang pantas untuk setiap kesempatan.
Remaja yang memahami etiket akan lebih berhasil dalam pergaulan. Berinteraksi
dengan orang lain tidak membuatnya sengsara, malah membuat suasana hati ceria.
Remaja
juga diingatkan untuk belajar berbagai tata krama, dari mulai tata krama
menghadiri pesta, bersilaturahmi, bepergian, mengemudi di jalan raya, merokok,
sampai tata krama bergaul dengan orang lain dan lawan jenis, berkata tidak
untuk ajakan kencan seks, narkoba dan miras. Remaja harus diberi pengertian,
agar mereka tumbuh menjadi remaja yang penuh empati. Untuk mencapai sukses
dalam banyak hal, paling esensial yang perlu dimiliki oleh remaja dan generasi
muda sekarang ini adalah etiket. Etiket harus bersandarkan pada etika. Etiket
adalah kebutuhan hakiki.
Untuk
urusan berpacaran, remaja juga harus punya etiket. “Menembak” atau mengutarakan cinta juga ada etiketnya, demikian
halnya sopan-santun dalam berkencan, yang paling utama adalah ’say no to sex’. Jangan tertipu oleh
janji-janji manis cowok. Misalnya, “Aku
akan bertanggungjawab kok, aku akan nikahin kamu”. Cowok yang gampang
berjanji biasanya gampang mengingkari.
B. PEMBAHASAN
Pergaulan
remaja tidak hanya berdampak negative tapi juga ada yang positif. Berikut
pembahasannya.
1. Pergaulan
Positif
Pergaulan positif dari remaja membawa dampak yang
positif pula untuk remaja tersebut. Berikut beberapa gambar dari pergaulan
positif.
2. Pergaulan Negatif
Pergaulan negative dari remaja menyebabkan kenakalan
remaja. Berikut beberapa contoh kenakalan remaja.
a. Mengkonsumsi Alcohol
Alcohol
merupakan substansi utama yang sering dikonsumsi oleh remaja dan sering
berhubungan dengan kecelakaan kendaraan bermotor yang merupakan penyebab utama
kematian remaja. Menurut clinical and experimental research, remaja yang
mengkonsumsi narkoba berkurang ingatannya 10%.
b. Penggunaan Narkoba
Remaja yang menggunakan
narkoba bukan berarti memiliki moral yang lemah. Banyaknya zat candu yang
terdapat pada narkoba membuat remaja sulit melepaskan diri dari jerat narkoba
jika tak dibantu oleh orang-orang yang berada disekitarnya.
c. Aborsi
Saat ini tiap hari ada 100
remaja yang melakukan aborsi karena kehamilan diluar nikah. Jika dihitung per
tahun, 36 ribu janin dibunuh oleh remaja
dari rahimnya. Ini menunjukkan pergaulan seks bebas di kalangan remaja Indonesia
begitu memprihatinkan.
d. Hubungan Pra-Nikah
Beberapa factor yang
mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seks pra nikah karena membaca buku
porno dan menonton blue film. Adapun motivasi utama melakukan senggama adalah
suka sama suka, pengaruh teman, kebutuhan biologis, pengaruh ekonomi, dan
merasa kurang taat pada nilai agama.
e. Glamour
Glamour adalah hidup
berfoya-foya penuh kemewahan. Hal ini sering dilakukan remaja untuk memenuhi
gengsinya.
f. Kebut-Kebutan di Jalananan
Kebut-kebut di jalananan mengganggu
keamanan lalu lintas dan membahayakan jiwa serta orang lain.
g. Membolos sekolah
Membolos sekolah lalu
bergelandangan sepanjang jalan dan kadang-kadang pergi ke warnet untuk bermain
game.
h. Perjudian
Perjudian dan bentuk-bentuk
permainan lain dengan taruhan, seperti permainan domino, remi dan lain-lain.
i. Berkelahi
Perkelahian antar geng,
antar kelompok, antar sekolah, sehingga harus melibatkan pihak yang berwajib.
3. Dampak
a. Pergaulan Positive
Pergaulan positif dari remaja membawa dampak
yang baik pula bagi remaja. Berikut contohnya.
ü
Masa depan lebih terjamin
ü
Orang tua merasa bangga
ü
Prestasi dapat diraih
ü
Cita-cita dapat diwujudkan
ü
Waktu tidak tebuang
cuma-cuma
ü
Memiliki bekal ketrampilan
di masa depan (jika mengikuti ekskul)
ü
Mempunyai banyak teman
ü
Nama baik tetap terjaga,
dll.
b. Pergaulan Negative
Dampak dari pergaulan negative dari remaja
yaitu
·
Untuk pelaku:
ü
Berdosa kepada
Tuhan dan diri sendiri
ü
Mencemarkan bait Allah
ü
Sekolah mereka terganggu
ü
Jarang pulang kerumah
ü
Membuang-buang waktu untuk hal
yang sia-sia
ü
Masa depan menjadi berantakan
ü
Dikucilkan masyarakat
ü
Aborsi
ü
Tertular Penyakit
menular kelamin (PMS)
ü
Hamil di luar
nikah
ü
Nama baik
keluarga, sekolah, dan diri sendiri rusak
ü
Hilangnya
kepercayaan orangtua
ü
Masa depan
menjadi suram
ü
Hilangnya harga
diri di depan masyarakat
ü
Penyesalan
seumur hidup
ü
Penderitaan
seumur hidup
ü
Kematian di
usia muda
ü
Dianggap
sebagai sampah masyarakat.
b. Untuk orangtua:
ü
Mendapat malu dan sindiran
tetangga
ü
Frustasi
ü
Harus mengeluarkan uang untuk hal
yang sia-sia
ü
Mendapat kerugian baik mental,
fisik, dan rohani.
ü
Merasa berdosa.
4. Penyebab
Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh
remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya,
baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan
masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan
emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud
dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak
maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa
lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun
trauma terhadap kondisi lingkungan, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya
merasa rendah diri, dan sebagainya. Penyebab kenakalan remaja antara lain:
1. `Faktor Internal (Dalam)
a. Reaksi frustasi diri
Dengan
semakin pesatnya usaha pembangunan, modernisasi yang berakibat pada banyaknya
anak remaja yang tidak mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan
sosial itu. Mereka lalu mengalami banyak kejutan, frustasi, ketegangan batin
dan bahkan sampai kepada gangguan jiwa.
b. Gangguan pengamatan dan
tanggapan pada anak remaja
Adanya
gangguan pengamatan dan tanggapan di atas sangat mengganggu daya adaptasi dan
perkembangan pribadi anak yang sehat. Gangguan pengamatan dan tanggapan itu,
antara lain : halusinasi, ilusi dan gambaran semua. Tanggapan anak tidak
merupakan pencerminan realitas lingkungan yang nyata, tetapi berupa pengolahan
batin yang keliru, sehingga timbul interpretasi dan pengertian yang
salah. Sebabnya ialah semua itu diwarnai harapan yang terlalu muluk, dan
kecemasan yang berlebihan.
c. Gangguan berfikir dan
intelegensi pada diri remaja
Berfikir
mutlak perlu bagi kemampuan orientasi yang sehat dan adaptasi yang wajar
terhadap tuntutan lingkungan. Berpikir juga penting bagi upaya pemecahan
kesulitan dan permasalahan hidup sehari-hari. Jika anak remaja tidak mampu
mengoreksi pekiran-pekirannya yang salah dan tidak sesuai dengan realita yang
ada, maka pikirannya terganggu.
d. Gangguan perasaan pada anak remaja
Perasaan
memberikan nilai pada situasi kehidupan dan menentukan sekali besar kecilnya
kebahagiaan serta rasa kepuasan. Perasaan bergandengan dengan pemuasan terhadap
harapan, keinginan dan kebutuhan manusia. Jika semua tadi terpuaskan, orang
merasa senang dan bahagia. Gangguan-gangguan fungsi perasaan itu antara lain :
1) Inkontinensi emosional ialah tidak terkendalinya perasaan yang
meledak-ledak, tidak bisa dikekang.
2) Labilitas emosional ialah suasana hati yang terus menerus berganti-ganti
dan tidak tetap. Sehingga anak remaja akan cepat marah, gelisah, tidak tenang
dan sebagainya.
3) Ketidak pekaan dan mempunyai perasaan biasa disebabkan oleh sejak kecil
anak tidak pernah diperkenalkan dengan kasih sayang, kelembutan, kebaikan dan
perhatian.
4) Kecemasan merupakan bentuk “ketakutan” pada hal-hal yang tidak jelas,
tidak riil, dan dirasakan sebagai ancaman yang tidak bisa dihindari.
2. Faktor Eksternal (Luar)
Selain faktor dari dalam ada juga faktor yang
datang dari luar anak tersebut, antara lain :
a. Keluarga
Tidak diragukan bahwa keluarga memegang
peranan penting dalam pembentukan pribadi remaja dan menentukan masa depannya.
Mayoritas remaja yang terlibat dalam kenakalan atau melakukan tindak kekerasan
biasanya berasal dari keluarga yang berantakan, keluarga yang tidak harmonis di
mana pertengkaran ayah dan ibu menjadi santapan sehari-hari remaja. Bapak yang
otoriter, pemabuk, suka menyiksa anak, atau ibu yang acuh tak acuh, ibu yang
lemah kepribadian dalam atri kata tidak tegas menghadapi remaja, kemiskinan
yang membelit keluarga, kurangnya nilai-nilai agama yang diamalkan dll semuanya
menjadi faktor yang mendorong remaja melakukan tindak kekerasan dan kenakalan. Struktur
keluarga anak nakal pada umumnya menunjukkan beberapa kelemahan/cacat di pihak
ibu, antara lain ialah sebagai berikut:
1) Ibu ini
tidak hangat, tidak mencintai anak-anaknya, bahkan sering membenci dan menolak
anak laki-lakinya, sama sekali tidak acuh terhadap kebutuhan anaknya.
2) Ibu
kurang mempunyai kesadaran mengenai fungsi kewanitaan dan keibuannya; mereka
lebih banyak memiliki sifat ke jantan-jantanan.
3) Reaksi
terhadap kehidupan anak-anaknya tidak adekuat, tidak cocok, tidak harmonis.
Mereka tidak sanggup memenuhi kebutuhan anak-anaknya, baik yang fisik maupun
yang psikis sifatnya.
4) Kehidupan perasaan ibu-ibu tadi tidak mantap, tidak konsisten, sangat
mudah berubah dalam pendiriannya, tidak pernah konsekuen., dan tidak bertanggung
jawab secara moral.
Beberapa kelemahan di pihak ayah yang
mengakibatkan anaknya menjadi nakal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Mereka menolak anak laki-lakinya.
2) Ayah-ayah
tadi hampir selalu absen atau tidak pernah ada di tengah keluarganya, tidak
perduli, dan sewenang-wenang terhadap anak dan istrinya.
3) Mereka
pada umumnya alkoholik, dan mempunyai prestasi kriminalitas, sehingga
menyebarkan perasaan tidak aman (insekuritas) kepada anak dan istrinya.
4) Ayah-ayah
ini selalu gagal dalam memberikan supervisi dan tuntunan moral kepada anak
laki-lakinya.
5) Mereka mendidik anaknya dengan disiplin yang terlalu ketat dan keras
(otoriter) atau dengan disiplin yang tidak teratur, tidak konsisten.
Selain itu, ada juga beberapa faktor yang datang
dari keluarga antara lain : 1) Rumah tangga berantakan. Bila rumah tangga
terus menerus dipenuhi konflik yang serius, menjadi retak, dan akhirnya
mengalami perceraian, maka mulailah serentetan kesulitan bagi semua anggota
keluarga, terutama anak-anak. Pecahlah harmonis dalam keluarga, dan anak
menjadi sangat bingung, dan merasakan ketidakpastian emosional. Dengan rasa
cemas, marah dan risau anak mengikuti pertengkaran antara ayah dengan ibu.
Mereka tidak tahu harus memihak kepada siapa. Batin anak menjadi sangat
tertekan, sangat menderita, dan merasa malu akibat ulah orang tua mereka. Ada
perasaan ikut bersalah dan berdosa, serta merasa malu terhadap lingkungan.
2) Perlindungan
lebih dari orang tua. Bila orang tua terlalu banyak melindungi dan memanjakan
anak-anaknya, dan menghindarkan mereka dari berbagai kesulitan atau ujian
hidup yang kecil, anak-anak pasti menjadi rapuh dan tidak akan pernah sanggup
belajar mandiri. Mereka akan selalu bergantung pada bantuan orang tua, merasa
cemas dan bimbang, ragu selalu; aspirasi dan harga-dirinya tidak bisa tumbuh
berkembang. Kepercayaan dirinya menjadi hilang.
3) Penolakan
orang tua. Ada pasangan suami-istri yang tidak pernah bisa memikul tanggung
jawab sebagai ayah dan ibu. Mereka ingin terus melanjutkan kebiasaan hidup
yang lama, bersenang-senang sendiri seperti sebelum menikah. Mereka tidak mau
memikirkan konsekuensi dan tanggung jawab selaku orang dewasa dan orang tua.
Anak-anaknya sendiri ditolak, dianggap sebagai beban, sebagai hambatan dalam
meniti karir mereka. Anak mereka anggap cuma menghalang-halangi kebebasan
bahkan cuma merepotkan saja.
4) Pengaruh
buruk dari orang tua. Tingkah laku kriminal, asusila (suka main perempuan,
korup, senang berjudi, mabuk-mabukan, kebiasaan minum dan menghisap rokok berganja,
bertingkah sewenang-wenang, dsb) dari orang tua atau salah seorang anggota
keluarga bisa memberikan pengaruh menular atau infeksius kepada anak. Anak jadi
ikut-ikutan kriminal dan asusila, atau menjadi anti-sosial. Dengan begitu
kebiasaan buruk orang tua mengkondisionir tingkah laku dan sikap hidup
anak-anaknya.
b. Lingkungan
sekolah yang tidak menguntungkan
Sekolah kita sampai waktu sekarang masih
banyak berfungsi sebagai "sekolah dengar" daripada memberikan
kesempatan luas untuk membangun aktivitas, kreativitas dan inventivitas anak.
Dengan demikian sekolah tidak membangun dinamisme anak, dan tidak merangsang
kegairahan belajar anak. Selanjutnya, berjam-jam lamanya setiap hari anak-anak
harus melakukan kegiatan yang tertekan, duduk, dan pasif mendengarkan, sehingga
mereka menjadi jemu, jengkel dan apatis. Di kelas, anak-anak-terutama para
remajanya sering mengalami frustasi dan tekanan batin, merasa seperti dihukum
atau terbelenggu oleh peraturan yang "tidak adil". Di satu
pihak pada dirinya anak ada dorongan naluriah untuk bergiat, aktif dinamis,
banyak bergerak dan berbuat; tetapi di pihak lain anak dikekang
ketat oleh disiplin mati di sekolah serta sistem regimentasi dan sistem
sekolah-dengar. Ada pula guru yang kurang simpatik, sedikit memiliki dedikasi
pada profesi, dan tidak menguasai didaktik-metodik mengajar. Tidak jarang
profesi guru/dosen dikomersialkan, dan pengajar hanya
berkepentingan dengan pengoperan materi ajaran belaka. Perkembangan kepribadian
anak sama sekali tidak diperhatikan oleh guru, sebab mereka lebih
berkepentingan dengan masalah mengajar atau mengoperkan informasi belaka.
c. Media elektronik
TV, video, film dan sebagainya nampaknya ikut
berperan merusak mental remaja. Padahal mayoritas ibu-ibu sibuk menyuruh
anaknya menonton TV sebagai upaya menghindari tuntutan anak yang tak ada
habisnya. Sebuah penelitian lapangan yang pernah dilakukan di Amerika
menunjukkan bahwa film-film yang memamerkan tindak kekerasan sangat berdampak
buruk pada tingkah laku remaja. Anak yang sering menonton film-film keras lebih
terlibat dalam tindak kekerasan ketika remaja dibandingkan dengan
teman-temannya yang jarang menonton film sejenis. Polisi Amerika menyebutkan
bahwa sejumlah tindak kekerasan yang pernah ditangani polisi ternyata dilakukan
oleh remaja persis sama dengan adegan-adegan film yang ditontonnya. Ternyata
anak meniru dan mengindentifikasi film-film yang ditontonnya.
d. Pengaruh
pergaulan
Di usia remaja, anak mulai meluaskan
pergaulan sosialnya dengan teman-teman sebayanya. Remaja mulai betah berbicara
berjam-jam melalui telepon. Topik pembicaraan biasanya seputar pelajaran, film,
TV atau membicarakan cowok/ cewek yang ditaksir dsb.
C. KAITAN REMAJA DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Pendidikan Agama Kristen merupakan
perintah dari Tuhan Yesus Kristus yang disebut Amanat Agung dalam Matius
28:18-20. Pendidikan Agama Kristen itu unik, berbeda dengan pendidikan umum
karena prosesnya tidak hanya dikerjakan manusia, tetapi juga melibatkan Allah.
Keterlibatan-Nya mutlak diperlukan karena Pendidikan Agama Kristen bukan hanya
mendidik secara ilmu pengetahuan, namun juga membentuk karakter
dari remaja-remaja Kristen.
Pendidikan Agama
Kristen Remaja adalah Pendidikan yang berupaya menolong para
remaja untuk hidup dalam terang Injil, menemukan kepribadian yang
tepat, dan menerima tanggung jawab bagi makna dan nilai yang menjadi jelas bagi
mereka ketika mereka mengidentifikasikan diri mereka sendiri dengan tujuan dan
misi gereja dalam dunia. Para remaja dibentuk dalam paguyuban
Kristen sehingga mereka dapat mendengar Injil dan mengalami maknanya, menyadari
kasih Allah hidup mereka, dan meresponnya dalam iman dan kasih.
Pendidikan Agama Kristen untuk remaja merupakan pendidikan yang
menyadarkan setiap remaja akan Allah dan kasih-Nya dalam Yesus Kristus, agar
mereka mengetahui diri mereka yang sebenarnya. Pendidikan ini bertujuan untuk
menjadikan remaja bertumbuh sebagai anak Allah dalam persekutuan Kristen,
memenuhi panggilan bersama sebagai murid Yesus di dunia dan tetap pada
pengharapan Kristen. Kaum remaja harus mengenal Yesus Kristus dan jika sudah
mengenal Dia, harus rela memutuskan segala ikatan lain untuk mengikut dan
melayani Yesus. Jika remaja mau dipakai oleh Tuhan bagi pekerjaan-Nya, maka
justru merekalah yang dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk membangun
kerajaan-Nya di antara umat manusia. Lalu
apa kata Alkitab mengenai pergaulan remaja sekarang? Berikut pembahasannya.
Amsal 14:12 “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi
ujungnya menuju maut.”
Ada banyak cara
yang tampaknya baik tapi ternyata menjerumuskan kita pada sikap kompromi
terhadap dosa, ada komunitas yang kelihatannya baik tetapi justru memberikan
pengaruh yang buruk terhadap sifat kita. Pergaulan yang buruk juga bisa membuat
seseorang yang tadinya baik menjadi buruk. Tuhan Yesus mengasihi orang berdosa,
tetapi ia tidak kompromi dengan dosa. Kepada wanita yang kedapatan berzinah,
Tuhan Yesus memberi pengampunan tetapi baca Yohanes 8:11 “… jangan berbuat
dosa lagi mulai dari sekarang."
1 Korintus
5:11 “Jangan bergaul dengan orang cabul,
kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu, sekalipun mereka
menyebut diri mereka saudara.”
Semua ini bertujuan baik, agar kita tidak terpengaruh,
kehilangan kasih mula-mula dan mengalami degradasi iman. Jika tidak
berhati-hati, tanpa sadar kita menjadi semakin jauh dari Tuhan dan akibatnya
dapat terjerumus dalam kuasa kegelapan. Kita pun akan kehilangan semua janji
Allah. Karenanya kita harus berhati-hati dalam memilih teman dan lingkungan
pergaulan kita. Setidaknya kita harus mampu menyaring atau menetralisir dampak
dari sebuah lingkungan pergaulan yang buruk.
Galatia 6:1 "Saudara-saudara,
kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani,
harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil
menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan."
Kita harus terus
memastikan agar kasih mula-mula tidak redup bahkan padam sambil tetap
mengulurkan tangan bagi mereka yang sesat agar kembali kepada Bapa. Tetaplah
tekun menjaga iman, jangan mengorbankannya demi berkompromi dengan dunia. Jika
anda mulai merasa tawar dan kehilangan kasih mula-mula dalam sebuah lingkungan
pergaulan, kembalilah segera pada Tuhan dan jangan biarkan diri anda terjerumus
makin dalam. Tuhan sangat mengasihi kita dan ingin kita pun tetap mengasihiNya
seperti saat pertama kali kita jatuh cinta padaNya. Miliki iman yang terus bertumbuh dan jangan sampai
terpengaruh pada pergaulan yang buruk.
1 Korintus
15:33 “Janganlah kamu sesat: Pergaulan
yang buruk merusak kebiasaan yang baik”
Ayat
di atas menegur kita untuk berhati-hati dalam memilih teman dan bergaul.
Kebiasaan yang baik bisa rusak oleh pergaulan yang buruk. Ini mengingatkan kita
betapa besarnya pengaruh pergaulan dalam kehidupan, dengan kata lain kualitas
hidup kita ditentukan oleh pergaulan kita. Ada pepatah dunia mengatakan ”kalau mau sukses bergaullah dengan
orang-orang sukses, kalau mau gagal bergabunglah dengan orang-orang gagal.” Pepatah
tersebut memang benar karena pola pikir kita biasanya dibentuk oleh orang-orang
disekitar kita. Jika mencari jodoh jangan cari ke diskotik, carilah di gereja.
Bergaul dan bergabunglah dengan anak-anak Tuhan dan jangan lupa ikut melayani
Tuhan, maka Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk Anda. Karena tak mungkin
seorang bapa yang baik saat anaknya minta roti diberikan batu. Begitu pula Bapa
di sorga, Ia
akan memberikan yang terbaik untuk Anda jika Anda mau menjaga kekudusan dan
menjaga pergaulan Anda.
2
Tesalonika 3:14-15 “Jika ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang kami katakan dalam
surat ini, tandailah dia dan jangan bergaul denga dia, supaya ia menjadi malu,
tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah dia sebagai seorang
saudara.”
Dalam nas
ini dengan jelas kita diperingatkan untuk menjaga pergaulan kita dan tidak
bergaul dengan orang yang membawa dampak buruk untuk kita. Selain itu di nas
tersebut secara tegas dikatakan supaya tidak bergaul dengan orang yang
menolak dan menentang Firman yang telah kita terima. Menentang Firman, seperti
tertulis dalam Amsal 13:13, adalah orang yang meremehkan Firman. Kepada orang
yang meremehkan Firman pasti akan menanggung akibatnya. Tetapi orang yang mau
menerima dan taat pada Firman akan menerima balasan atau berkat. Akibat dari
meremehkan Firman, dalam Amsal 19:16 dikatakan adalah kematian, baik secara
rohani maupun jasmani. Sebaliknya, balasan bagi orang yang taat pada Firman
adalah kehidupan. Pergaulan
yang buruk, jika kita lihat dalam Mazmur 50:16-18 adalah bagaikan orang fasik
yang tidak mau bertobat dari dosa-dosanya, membenci tegoran Firman dan lebih
suku bergaul dengan pencuri dan orang yang berzinah. Bahkan dalam Amsal 6:30-32
juga mempertegas lagi, bahwa pencuri dan pezinah harus mempertanggungjawabkan
dosa-dosanya. Tuhan tidak
menghendaki kita rusak atau tercampur dengan pergaulan yang buruk. Tuhan
menghendaki kita benar-benar murni hanya untuk Tuhan. Daud dalam doanya pada
Mazmur 26:1-2 berkata: "Ujilah aku ya Tuhan dan cobalah aku; selidikilah
batinku dan hatiku.” Doa yang sama juga terdapat dalam Mazmur 139:23-24. Doa
Daud ini mengajarkan kita untuk terbuka di hadapan Tuhan atas segala keadaan
kita bahkan apa yang ada dalam hati dan batin kita. Karena sebagaimana ditulis
dalam Mazmur 139:1-6, Tuhan mengetahui segala sesuatu. Tidak ada gunanya kita
menutupi segala dosa atau kesalahan kita di hadapan Tuhan. Lebih baik kita
terbuka dan menerima koreksi Firman Tuhan yang memurnikan hidup kita. Daud, dalam Mazmur 26:3-5 menjaga
pergaulannya dari yang jahat. Dia tidak bergaul dengan penipu, orang munafik,
orang jahat dan orang fasik, tepat seperti perintah Tuhan. Namun dalam Mazmur
25:11-14, jika kita sudah berbuat dosa, kita harus mau mengakuinya serta
memohon ampun pada Tuhan. Sehingga kita menjadi orang yang diberkati dan
berbahagia, bahkan sampai pada anak dan cucu kita. Tuhan mau bergaul karib pada
kita yang takut akan Tuhan. Mengenai
bergaul dengan Tuhan, kita diingatkan pada Nuh dan keluarganya. Dalam Kejadian
6:9-12, sekalipun orang pada zaman itu hidup rusak, anak-anak Allah bercampur
dengan anak-anak manusia yang berarti sudah tidak murni lagi, namun tidak
demikian dengan Nuh. Nuh tetap menjaga kemurniannya sehingga ia hidup bergaul
dengan Allah. Sehingga pada saat bumi dibinasakan oleh air bah, Nuh sekeluarga
diselamatkan.
2 Korintus
6:14 “Janganlah kamu merupakan pasangan
yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah
terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat
bersatu dengan gelap?”
Contoh orang yang tak menjaga
pergaulan adalah Salomo. Salomo adalah raja besar yang penuh hikmat dan
kekayaan. Dia mempunyai hikmat yang tak dimiliki oleh manusia sebelum dia
bahkan sesudah dia. Artinya dia adalah manusia yang paling berhikmat di dunia
ini dan tidak ada lagi yang seperti dia, karena Tuhan telah memilihnya. Salomo
adalah satu-satunya raja yang Tuhan pilih untuk mendirikan rumah bagi-Nya.
Namun kalau kita perhatikan, akhir dari hidup Salomo tak secemerlang masa
mudanya. Pada masa tuanya ia jatuh dalam dosa yang besar yaitu penyembahan
berhala (I Raja-Raja 11:4). Mengapa Salomo bias jatuh begitu dalam, bahkan hikmat
yang dimilikinya tak mampu menahannya? Mari kita perhatikan ayat berikut:
I Raja-Raja
11:1-2 “Adapun raja Salomo banyak
perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab,
Amon, Edon, Sidon dan Het, padahal tentang bangsa-bangsa itu Tuhan telah
berfirman kepada orang Israel: “janganlah kamu bergaul dengan mereka dan mereka
pun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan
hatimu kepada allah-allah mereka.” Hati salomo telah terpaut kepada mereka
dengan cinta.”
Ayat di atas menjelaskan, Salomo
jatuh karena tak menjaga pergaulannya. Contoh orang yang menjaga pergaulannya
adalah Abraham. Abraham adalah orang yang sangat diberkati oleh Tuhan. Abraham
mempunyai ketaatan yang luar biasa. Itulah sebabnya mengapa Tuhan menjanjikan
dan memberikan berkat yang luar biasa kepada Abraham.
Kejadian 12:1 “Berfirmanlah
Tuhan kepada Abram: “pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari
rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu”
Pada ayat di atas, Tuhan
memerintahkan Abraham untuk pergi meninggalkan negerinya bahkan sanak
saudaranya. Mengapa demikian? Apa yang salah sehingga Abraham harus keluar dari
negeri itu? Tuhan memerintahkan Abraham untuk tidak bergaul dengan orang–orang
di negerinya. Negeri yang mereka tempati dipenuhi dengan orang-orang yang
menyembah berhala. Bahkan keluarga Abraham lainnya terpengaruh dan terlibat
dalam penyembahan berhala, hanya Lot dan Abraham yang tidak. Itulah sebabnya
Tuhan memisahkan mereka, agar mereka tidak jatuh dalam penyembahan berhala.
Dari
kedua contoh di atas kita dapat melihat orang yang mempunyai hikmat luar biasa
bisa jatuh dalam dosa karena tak menjaga pergaulannya sedangkan orang yang
biasa-biasa saja diberkati luar biasa karena menjaga pergaulannya. Mana yang
akan Anda pilih? Kita dapat memilih sesuai keinginan kita. Namun setiap pilihan pasti
memiliki konsekuensi tersendiri. Dalam hidup ini, banyak pilihan, tetapi
sebenarnya hanya ada 2 jalan yakni jalan
menuju kehidupan dan jalan menuju kebinasaan (jalan sempit dan jalan lebar).
Jadi ingatlah bahwa pilihanmu menentukan masa depanmu (baca Ulangan
30:19-20).
D. USAHA
PENANGGULANGAN KENAKALAN REMAJA
1. Remaja
a. harus menyadari
dirinya sebagai anak-anak Allah yang diutus ke dunia untuk menjadi garam dan
terang dunia bukan untuk menyatu dengan dunia;
b. harus menyadari
dirinya sebagai penerus bangsa.
2. Orangtua
a. mendidik dan mengajar
anaknya dengan baik;
b. tidak memakai
kata-kata kotor untuk memanggil anaknya atau mendidik anaknya;
c. tidak menanamkan
kekerasan dalam diri anaknya.
3. Masyarakat
a. tidak
mempertontonkan aksi kekerasan di depan umum
b. member kesempatan
untuk remaja dalam mengembangkan potensi, minat dan bakatnya
c. tidak memandang
rendah remaja karena ia masih muda.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Masa remaja adalah masa
pembentukan identitas. Artinya, pada masa inilah terjadi proses pencarian dan
pemantapan sifat serta kebiasaan yang akan menjadi ciri khas seseorang dan yang
akan dipertahankan sampai sisa hidupnya. Dalam pencarian identitas ini, seorang
remaja sangat dipengaruhi oleh orang-orang disekitarnya dan yang paling dominan
yang mempengaruhi identitasnya adalah orang-orang yang paling sering ditemui.
Misalnya peranan keluarga dan teman sebaya.
Saat ini banyak remaja yang
terlibat dalam hal-hal yang negative seperti kecanduan narkoba, seks bebas, pola hidup
konsumtif dan lain sebagainya. Hal itu sering terjadi akibat pengaruh teman
sebayanya yang mengatakan “tidak gaul” atau “ketinggalan zaman”. Banyak remaja
terjerumus ke hal-hal seperti ini tentunya karena mereka tidak memiliki
karakter yang kuat.
Sebagai
remaja Kristen kita harus memiliki karakter yang kuat dan berpegang teguh
kepada firman Allah sehingga kita tidak mudah terpengaruh pada pergaulan yang
salah dan berkrompomi dengan dosa. Jadi tetaplah hidup kudus dan dekat denga
Allah.
B. SARAN
Bagi keluarga yang memiliki
anak yang berusia 12-19 tahun diharapkan untuk dijaga
dengan perhatian yang baik. Bagi
remaja harus menyadari begitu banyaknya tantangan yang dapat mengganggu iman
remaja dan tetap menjaga kekudusan.
DAFTAR PUSTAKA
ü http://korananakindonesia.wordpress.com/2009/12/05/perlunya-etiket-dalam-pergaulan-remaja-masa-kini/
Ross Shiel, artikel km bagus, teruskan bakat karya tulis ini, dengan tema-tema menarik lainnya. GBU
BalasHapusTerima kasih, Pak. JBU more. :)
BalasHapus