Sabtu, 11 Januari 2014

KEKONYOLAN LIBURAN

Hei teman-teman yang ada diseluruh Indonesia dan dunia, selamat pagi!

Maaf ya saya jarang posting, lagi banyak tugas #alasan, hehe. Hampir lupa, met natal n tahun baru juga ya, moga di tahun yang baru ini pembaharuan iman kita makin teguh, dan segala yang kita cita-citakan dapat terwujud. :)

Oh, iya hampir lupa, gimana liburan kalian? Rame gak? Kalau aku sih biasa-biasa aja dan sangat sangat sangat KONYOL. Biasa-biasa gimana? Kalo biasa-biasa kok konyol? Mau tahu ya? KEPO ihh, hehe. Ngomong-ngomong, saya bicarain apa yah dari tadi, gaje banget kayanya. #plak.

Ya udah, daripada kalian penasaran mending aku ceritain aja ya. :)

Setelah 5 hari selesai pembagian raport tanggal 21 Desember 2013 bertempat di SMA Negeri 2 Palangkaraya, saya pergi ke Pulang Pisau, berlibur di tempat nenek saya Budha (sebelah Jalan Penggilingan, yang banyak pohon mangganya depan rumah, tetangga indu Doni). Saya disana sampai tanggal 3 Januari karena tanggal 6 Januari udah sekolah. Lalu?

Oke, oke, saya lanjutkan.
Selama di sana kerjaan saya cuma makan, tidur, kerja dan nonton. Membosankan bukan? Tidak ada yang menarik. Tapi semuanya berubah semenjak Negara Api menyerang #plak, itu Avatar :D
Lalu konyolnya apa?

Suatu siang yang panas dan terik saat nenek dan bue saya sedang tidur, kira-kira pukul 13.00 WIB, kami diam-diam menghidupkan DVD dan memutar kaset film horror punya Olong (SUPRIADI). SAYA, adik saya (RIBKA/Ribka Teresa Juniasi, ADIT/Jonathan Aditya, JOAN/Joan Marko Antang) dan sepupu saya (DEDE/Firsta Uli Nova, SINTA/Sinta Bajentania Antang, OLIVIA, VIA/Alvia Yohana Antang, EGA/Alvino Barega Antang) serta ADAW dan tak lupa OLONG cuma duduk diam di lantai sambil memegang bantal yang siap-siap digunakan untuk menutup muka saat ada adegan-adegan yang mengerikan #hehe. Film horror demi film horror kami tonton dan film terakhir yang kami tonton sore menjelang malam itu adalah Film Insidius 1.

Saking ketagihannya kami nonton film Insidius, kami rela mengobrak abrik setiap dagangan penjual kaset. Namun sayang, usaha kami berbuah sia-sia. Tak ada kaset Film Insidius 2. Akhirnya kami putuskan untuk membeli kaset FILM THE WOMAN dan 1 nya lagi saya lupa judulnya.
Film The Woman bener-bener film yang sadis, dan horror. Kanibal banget boo. Ngeriii cinnn.

Tak hanya sampai disitu, ekpedisi kami terus berlanjut. Demi mengumpulkan uang untuk membeli bakso dan kaset kami merapikan gudang nenek. Untuk apa? Untuk mencari barang bekas yang akan kami jual. Sempat ada niat buruk untuk menjual cobek-cobek nenek saya, dan membolongi panci dan rinjingnya dengan paku. Namun tidak jadi karena rugiiiii ciinnn dan takut di omelin bue #hehe, cucu yang berbakti. Dan kami hanya menjual botol-botol FANTA, setrika rusak, gelas AQUA, kardus, stang sepeda, AKI, dan terompet #hehe. Lumayan lah dapat duit.

Rencananya uang itu akan kami belanjakan 2 hari lagi pada hari Kamis karena setiap hari Kamis di Pulang Pisau, ada pasar dadakan yang dinamakan Pasar Kamis. Pasar itu buka dari pagi sampai pukul 11.00 WIB. Saya dan sepupu saya yang bernama Dede (Firsta Uli Nova) pagi-pagi itu juga pergi ke pasar mencari kaset film INSIDIUS 2 dengan berbekal uang di kantong cuma Rp10.0000. Setelah bersusah payah mengobok-obok dan menghambur-hambur dagangan orang, kami pun berhasil mendapatkan kaset tersebut. Saking gembiranya kami pulang dan cepat-cepat hidupin DVD dan TV. Semua sepupu dan adik-adik saya yang ada di rumah langsung duduk diam di depan TV sambil memegang bantal dan guling sambil menahan nafas. TE….TE…TE…TE….TE….TENENGGG.
Tiba-tiba kasetnya ceket dan semuanya bilang “YAHHHH, MARAM!!!!!!!”.

Dengan langkah lunglai dan kesal kami kembali ke paman penjual kaset, pengennya sih marah-marah. Masa baru beli udah ceket-ceket gitu, mindahin ke film lain gak bisa. Sesampainya disana kami langsong menyodorkan kaset tersebut dan memasang muka cemberut.
“Kenapa kasetnya, ding?”, tanya pamannya.
“Kasetnya rusak, diputar malah ceket. Gimana tu?”, jawab kami sewot
“Sini.”
Beberapa saat kemudian,
“Ni kasetnya bisa ja, gak ada segala rusak.”
“Tapi tadi ceket mang ai”, jawab kami gak mau ngalah.
“Kasetnya ni hanyar, disini kawa ja. Mun kada kasetnya yang rusak, DVD kam yang rusak”, kata pamannya.
“Ya kah? Lalu gimana?”
“Ambil ja di situ gantinya.”
“Yang itu ada lagi lah?”
“Cari ja situ.”
Kami pun mengobok-obok lagi jualan penjual kaset tersebut dan akhirnya menemukan kaset yang sama seperti yang sudah kami kembalikan tadi.

Sesampainya di rumah, kaset baru tersebut kami putar lagi dan ternyata memang DVD kami yang rusak. Ya ampun, kami 2 malu sekali. Ngembaliin kaset orang yang kami anggap rusak padahal DVD kami yang rusak. Aduh, konyol sekali.

Mungkin bagi Anda yang sedang membaca ini tidaklah terlalu konyol, tapi jika Anda merasakan seperti yang saya rasakan pasti terasa sangat sangaat sangaaat konyol.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih atas perhatian dan partisipasinya rela datang ke blog saya yang sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sederhana ini. Terimakasih. Hehe :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH ATAS KOMENTARNYA :)