Hei teman-teman yang ada diseluruh
Indonesia dan dunia, selamat pagi!
Maaf ya saya jarang posting, lagi
banyak tugas #alasan, hehe. Hampir lupa, met natal n tahun baru juga ya, moga
di tahun yang baru ini pembaharuan iman kita makin teguh, dan segala yang kita
cita-citakan dapat terwujud. :)
Oh, iya hampir lupa, gimana liburan
kalian? Rame gak? Kalau aku sih biasa-biasa aja dan sangat sangat sangat KONYOL.
Biasa-biasa gimana? Kalo biasa-biasa kok konyol? Mau tahu ya? KEPO ihh, hehe. Ngomong-ngomong,
saya bicarain apa yah dari tadi, gaje banget kayanya. #plak.
Ya udah, daripada kalian penasaran
mending aku ceritain aja ya. :)
Setelah 5 hari selesai pembagian
raport tanggal 21 Desember 2013 bertempat di SMA Negeri 2 Palangkaraya, saya
pergi ke Pulang Pisau, berlibur di tempat nenek saya Budha (sebelah Jalan
Penggilingan, yang banyak pohon mangganya depan rumah, tetangga indu Doni).
Saya disana sampai tanggal 3 Januari karena tanggal 6 Januari udah sekolah.
Lalu?
Oke, oke, saya lanjutkan.
Selama di sana kerjaan saya cuma
makan, tidur, kerja dan nonton. Membosankan bukan? Tidak ada yang menarik. Tapi
semuanya berubah semenjak Negara Api menyerang #plak, itu Avatar :D
Lalu konyolnya apa?
Suatu siang yang panas dan terik
saat nenek dan bue saya sedang tidur, kira-kira pukul 13.00 WIB, kami diam-diam
menghidupkan DVD dan memutar kaset film horror punya Olong (SUPRIADI). SAYA, adik saya (RIBKA/Ribka Teresa Juniasi, ADIT/Jonathan
Aditya, JOAN/Joan Marko Antang) dan
sepupu saya (DEDE/Firsta Uli Nova, SINTA/Sinta Bajentania Antang, OLIVIA, VIA/Alvia Yohana Antang, EGA/Alvino
Barega Antang) serta ADAW dan tak
lupa OLONG cuma duduk diam di lantai
sambil memegang bantal yang siap-siap digunakan untuk menutup muka saat ada
adegan-adegan yang mengerikan #hehe. Film horror demi film horror kami tonton
dan film terakhir yang kami tonton sore menjelang malam itu adalah Film
Insidius 1.
Saking ketagihannya kami nonton
film Insidius, kami rela mengobrak abrik setiap dagangan penjual kaset. Namun
sayang, usaha kami berbuah sia-sia. Tak ada kaset Film Insidius 2. Akhirnya
kami putuskan untuk membeli kaset FILM THE WOMAN dan 1 nya lagi saya lupa
judulnya.
Film The Woman bener-bener film
yang sadis, dan horror. Kanibal banget boo. Ngeriii cinnn.
Tak hanya sampai disitu, ekpedisi
kami terus berlanjut. Demi mengumpulkan uang untuk membeli bakso dan kaset kami
merapikan gudang nenek. Untuk apa? Untuk mencari barang bekas yang akan kami
jual. Sempat ada niat buruk untuk menjual cobek-cobek nenek saya, dan membolongi
panci dan rinjingnya dengan paku. Namun tidak jadi karena rugiiiii ciinnn dan
takut di omelin bue #hehe, cucu yang berbakti. Dan kami hanya menjual
botol-botol FANTA, setrika rusak, gelas AQUA, kardus, stang sepeda, AKI, dan
terompet #hehe. Lumayan lah dapat duit.
Rencananya uang itu akan kami
belanjakan 2 hari lagi pada hari Kamis karena setiap hari Kamis di Pulang
Pisau, ada pasar dadakan yang dinamakan Pasar Kamis. Pasar itu buka dari pagi
sampai pukul 11.00 WIB. Saya dan sepupu saya yang bernama Dede (Firsta Uli
Nova) pagi-pagi itu juga pergi ke pasar mencari kaset film INSIDIUS 2 dengan
berbekal uang di kantong cuma Rp10.0000. Setelah bersusah payah mengobok-obok
dan menghambur-hambur dagangan orang, kami pun berhasil mendapatkan kaset
tersebut. Saking gembiranya kami pulang dan cepat-cepat hidupin DVD dan TV.
Semua sepupu dan adik-adik saya yang ada di rumah langsung duduk diam di depan
TV sambil memegang bantal dan guling sambil menahan nafas.
TE….TE…TE…TE….TE….TENENGGG.
Tiba-tiba kasetnya ceket dan
semuanya bilang “YAHHHH, MARAM!!!!!!!”.
Dengan langkah lunglai dan kesal
kami kembali ke paman penjual kaset, pengennya sih marah-marah. Masa baru beli
udah ceket-ceket gitu, mindahin ke film lain gak bisa. Sesampainya disana kami
langsong menyodorkan kaset tersebut dan memasang muka cemberut.
“Kenapa kasetnya, ding?”, tanya
pamannya.
“Kasetnya rusak, diputar malah
ceket. Gimana tu?”, jawab kami sewot
“Sini.”
Beberapa saat kemudian,
“Ni kasetnya bisa ja, gak ada
segala rusak.”
“Tapi tadi ceket mang ai”, jawab
kami gak mau ngalah.
“Kasetnya ni hanyar, disini kawa
ja. Mun kada kasetnya yang rusak, DVD kam yang rusak”, kata pamannya.
“Ya kah? Lalu gimana?”
“Ambil ja di situ gantinya.”
“Yang itu ada lagi lah?”
“Cari ja situ.”
Kami pun mengobok-obok lagi jualan
penjual kaset tersebut dan akhirnya menemukan kaset yang sama seperti yang
sudah kami kembalikan tadi.
Sesampainya di rumah, kaset baru
tersebut kami putar lagi dan ternyata memang DVD kami yang rusak. Ya ampun,
kami 2 malu sekali. Ngembaliin kaset orang yang kami anggap rusak padahal DVD
kami yang rusak. Aduh, konyol sekali.
Mungkin bagi Anda yang sedang
membaca ini tidaklah terlalu konyol, tapi jika Anda merasakan seperti yang saya
rasakan pasti terasa sangat sangaat sangaaat konyol.
Akhir kata, saya ucapkan terima
kasih atas perhatian dan partisipasinya rela datang ke blog saya yang sangat
sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sederhana ini. Terimakasih.
Hehe :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMA KASIH ATAS KOMENTARNYA :)