Sabtu, 11 Januari 2014

Don't look the book from cover


Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun. Waktu berjalan begitu cepat dan tak terasa sudah hampir 3 tahun saya lewati di sekolah ini, di SMA Negeri 2 Palangkaraya, sebuah sekolah di kota tengah hutan, seperti kata guru saya Pak Rudy Hilkya. Banyak kenangan yang telah saya lalui termasuk kenangan saat diajar oleh Pak Rudy Hilkya.
Pak Rudy Hilkya adalah salah satu guru Fisika di SMA Negeri 2 Palangkaraya. Beliau mengajar saya atau lebih tepatnya kelas saya dari kelas XI–sekarang (XII). Tak hanya mengajar, beliau juga mendidik. Banyak pelajaran dan motivasi yang saya dapat dari beliau. Disela-sela waktu mengajarnya, beliau tak lupa dan tak henti-hentinya memberi kami wejangan, motivasi, pola pikir baru, dan pelajaran akan makna hidup yang sebenarnya.
Hidup adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri. Hidup yang diberikan oleh Tuhan kepada kita di dunia ini memiliki maksud dan tujuan tertentu. Untuk mengerti maksud dan tujuan tersebut kita harus belajar. Dan itulah yang diajarkan oleh beliau,
Aku belajar untuk memenuhi keinginan Tuhanku yang hendak menjadikan Aku manusia sebagaimana rencana-Nya, menjadi manusia yang sempurna, paripurna, manusia seutuhnya, adil dan beradab, selamat di dunia fana dan akhirat.
(cuplikan DOA SEBELUM BELAJAR)

Saya akui pada awalnya saya takut kepada beliau. Mengapa? Karena saat saya kelas X banyak desas-desus tentang beliau yang saya dengar dari kakak kelas saya. Banyak yang bilang beliau orangnya killer dan selalu memberi tugas yang bejibun banyaknya. Sehingga saat saya kelas X saya sudah takut duluan padahal kenal dan berjumpa pun belum.
Saat masuk ke kelas XI saya sempat kaget sekaligus penasaran karena yang mengajar saya pelajaran Fisika adalah beliau. Saya ingin membuktikan sendiri berita yang saya dengar tentang beliau. Apalagi saat itu ada teman sekelas saya yang dimarahi sampai diam dan seolah-olah ingin menangis padahal dia seorang laki-laki. Memang beliau banyak memberi kami tugas berupa permainan dan teka-teki namun seiring berjalannya waktu saya sadar, yang dilakukan oleh beliau adalah mendidik kami untuk menjadi orang yang tahan banting dan optimisme.
Namun dibalik itu semua, beliau orang yang humoris dan serupa dewa. Mengapa saya berkata demikian? Pernah ada suatu kejadian, teman sekelas saya berselisih paham mengenai pemberian nilai ngamen Seni Budaya kepada adik kelas saya. Teman saya tak setuju nilai yang sudah ia berikan diganti tanpa sepengetahuannya, namun teman saya yang lainnya menganggap itu hal yang sah-sah saja. Rupanya hal itu diketahui oleh beliau padahal teman saya tidak ada mengatakan kejadian itu kepada siapa-siapa hanya orang-orang tertentu saja yang tahu. Beliau pun menasehati kelas kami dan berkata bahwa tidak baik jika teman sekelas berselisih paham dan kita harus saling menghormati dan menghargai pendapat orang lain. Setelah pelajaran beliau, kami pun saling meminta maaf satu sama lain. Lewat beliau lah kami dapat rukun kembali.
Menurut saya, beliau patut dijadikan teladan. Teladan dalam mengajar, teladan dalam mendidik. Tak salah jika beliau dinobatkan menjadi guru SMA favorit se-Kalimantan Tengah tahun 2004.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan janganlah menilai orang dari luarnya saja tapi cermati dan kenalilah seseorang itu baik-baik sebelum memberikan penilaian. Jangan mengulang kesalahan seperti yang pernah saya lakukan terhadap beliau.

Berikut alamat website beliau:
Blog
Twitter

3 komentar:

TERIMA KASIH ATAS KOMENTARNYA :)