Senin, 07 Januari 2013

A BOY AND AN APPLE TREE



SHORT STORY :

A BOY AND AN APPLE TREE
By Gail Gibbons

One time, there lived a big apple tree and a boy who liked to play around under the apple tree everyday. He was happy to climb up to the top of the tree, eat the fruit, a nap in the shade of the shade leaves. The boy loved the apple tree. Similarly, the apple tree is very love little boy too. Time flies. The boy had grown big and no longer playing with the apple tree every day.
One day, he went to the apple tree. His face looked sad.
  “Come over here and play with me,” said the apple tree.
  “I’m not a little kid playing with the tree again,” replied the boy.
  “I want to have toys, but I’m not having money to buy it.”
The tree replied, “Sorry, but I didn’t have money … but you can take all of my fruit and sell it. You can get the money to buy toys.”
 The boy was very happy. He grabbed all the apples on the tree and left happily. However, after that the boy never came back. The tree was sad again.
One day the boy returned again. Tree was so excited.
  “Come play with me anymore,” said the apple tree.
  “I don’t have the time,” replied the boy.
  “I have to work for my family. We need a house for shelter. Will you help me?“
  “Sorry, but I don’t have a house. But you can cut down all of my branches to build your house”, said the apple tree. Then the boy cut all of the branches and twigs that apple tree and left happily. The tree was also felt happy to see the boy happy, but the boy never came back again. The tree was lonely and sad again.
         One hot summer day, the boy returned again. The tree was delighted.
  “Come and play again with me,” the tree said.
  “I’m sad,” said the boy.
  “I’m old and want to live in peace. I want to go on vacation and sailing. Will you give me a  boat to cruise?“
  “Sorry, but I don’t have a boat, but you may cut my trunk and use it to create a ship that you want. Go sailing and have fun.“
Later, the boy cut the tree trunk and makes a dream ship. He then went sailing and never again came to the apple tree. Finally, the boy returned again after all these years later.
  “I’m sorry my son,” said the apple tree.
  “I don’t have apple for you anymore.”
  “It’s okay. I also have no teeth to bite your fruit, “ replied the boy.
  “I don’t have a trunk and branches you can climb,” said the apple tree.
  “Now, I’m too old for that,” replied the boy.
  “I really don’t have anything more can I give to you. What remains is my roots old and dying,“ said the apple tree with tears.
  “I don’t need anything else right now,” said the boy.
  “I just need a place to rest. I was so tired after all these years. ”
  “Oooh, very nice. Do you know? The root of old trees is the best place to lie down and rest. Come, lay in the arms of my roots and rest in peace. “
The boy lay in the arms of tree roots. The tree was glad and smiled with tears in his eyes.
***
NOTE:
The tree is our parent. When we are young, we are happy to play with mommy and daddy. But when it starts to get older, we begin to leave them and only come when we need something or in trouble. No matter what, parents will always be there to give what they can give to make us happy. You might think that the boy had been acting rude on the apple tree, but without us knowing that's how we treat our parents. And the most important is to love our parents. Tell them how much we love her, and thank you for your entire life has been and will be given to us.



TERJEMAHAN

POHON APEL DAN ANAK LELAKI

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Dia senang memanjat pohon apel tersebut, memakan buahnya, dan tidur siang di bawah naungan daun teduhnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula, pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu telah tumbuh dewasa dan tidak lagi bermain dengan pohon apel setiap hari.
Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih.
“Ayo kesini dan bermain lagi denganku,” pinta pohon apel.
“Aku bukan anak kecil bermain dengan pohon lagi,” jawab anak itu. “Aku ingin memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."
Pohon itu menjawab, “Maaf, tapi aku tak punya uang ... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan."
Anak itu sangat senang. Ia lalu memetik semua apel di pohon dan pergi dengan penuh sukacita. Namun, setelah itu anak itu tidak pernah kembali. Pohon itu kembali sedih.
Suatu hari anak itu datang kembali. Pohon apel sangat senang melihatnya datang.
“Ayo bermain denganku lagi,” pinta pohon apel.
“Aku tak punya waktu,” jawab anak itu. “Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?”
“Maaf, aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau bisa memotong ranting-rantingku untuk membangun rumahmu”, kata pohon apel. Lalu anak itu memotong semua cabang dan ranting pohon apel dan pergi dengan gembira. Pohon itu juga merasa bahagia melihat anak itu bahagia, tapi anak itu tidak pernah kembali lagi. Pohon itu merasa kesepian dan sedih.
Pada suatu musim panas, anak itu datang lagi. Pohon apel itu begitu senang dan menyambutnya, “Ayo bermain lagi denganku,” pinta pohon apel.
“Aku sedih,” kata anak itu. “Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberiku sebuah kapal untuk pesiar?”
“Maaf, tapi aku tak memiliki kapal, tapi kau dapat memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau inginkan. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah."
Kemudian, anak itu memotong batang pohon dan membuat kapal yang diidamkannya
Dia kemudian pergi berlayar dan tidak pernah lagi datang.
Akhirnya, anak itu kembali lagi setelah bertahun-tahun kemudian.
“Maafkan aku anakku,” kata pohon apel. Saya tidak punya apel lagi untukmu.”
“Tidak apa-apa.
Aku juga tidak punya gigi untuk menggigit buahmu,” jawab anak itu.
“Aku juga tidak memiliki batang dan cabang lagi untuk  kau panjati,” kata pohon apel.
“Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab anak itu.
“Aku benar-benar tidak memiliki apa-apa lagi yang bisa kuberikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon apel dengan berlinang air mata.
“Aku tidak membutuhkan apa-apa lagi sekarang,” kata anak itu.
“Aku hanya perlu tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian tahun meninggalkanmu.”
“Oooh, sangat bagus. Apakah kau tahu? Akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, berbaringlah dalam pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.”
Anak itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat senang dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.


NOTE:
Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Tetapi ketika mulai beranjak dewasa, kita mulai meninggalkan mereka dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apapun, orang tua kita akan selalu ada disana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak kasar pada pohon apel itu, tetapi tanpa kita sadari begitulah cara kita memperlakukan orangtua kita. Dan yang terpenting adalah cintailah orang tua kita. Sampaikan pada mereka, betapa kita mencintainya, dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH ATAS KOMENTARNYA :)