Senin, 28 Januari 2013

pergaulan remaja






untuk download klik DISINI

Makalah Pendidikan Agama Kristen
PERGAULAN REMAJA
 
Oleh:
ROSS SHIELD RENTI BELLINDA
XI IPA 5
sma negeri 2 palangkaraya
rsbi
Kata pengantar

`           Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan karunianya saya dapat menyelesaikan penulisan makalah Pendidikan Agama Kristen ini yang berjudul “Pergaulan Remaja”. Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
            Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik serta saran yang membangun dari para pembaca akan saya terima dengan senang hati sehingga bisa menjadi sebuah pelajaran agar kelak lebih baik lagi. Semoga makalah Pergaulan Remaja ini memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pembaca pada khususnya serta dapat membantu meningkatkan harkat dan martabat bangsa kita dalam membangun bangsa Indonesia tercinta ini.

                                                                       
Palangkaraya, 17 November 2012


                                                                                   
            Penulis



DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………….……....1
Daftar Isi......................................................................................................................2
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………
.….……...3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….………...5
C. Metode Penulisan………………………………………………………….……....5
D. Tujuan Penulisan………………………………………………………….….…....5
E. Manfaat Penulisan…………………………………………………………………6
Bab ii: Isi
A. Pengertian
1.      Pergaulan…………………………………………………………………….7
2.      Remaja……………………………………………………………………….7
3.      Kenakalan……………………………………………………………………8
4.      Kenakalan Anak………………..……………………………………………9
5.      Etika Dan Etiket……………………………………………………………..10
B. Pembahasan
1.      Pergaulan Positif…………………………………………………………….12
2.      Pergaulan Negatif……………………………………………………………12
3.      Dampak……………………...………………………………………………15
4.      Penyebab Kenakalan Remaja………………………………………………..16
C. Kaitan Remaja Dan Pendidikan Agama Kristen…….….......................................22
D. Usaha Penanggulangan Kenakalan Remaja……………………………………...27
Bab iii: Penutup
A. Simpulan…………………………………………………………………………28
B. Saran……………………………………………………………………………...28
Daftar Pustaka………………………………………………………………………29
Bab i
PENDAHULUAN

A.    latar belakang
 Masa remaja adalah masa transisi ketika anak tumbuh menjadi dewasa. Masa itu juga dianggap masa yang paling indah. Namun kadangkala masa remaja bisa juga menjadi rawan apabila remaja salah jalan, baik dalam pergaulan maupun hubungan cinta.
 Remaja bergaul memang adalah sebuah kebutuhan. Sama halnya dengan dahaga yang ingin terpuaskan. Mereka ingin mengenal banyak orang dari berbagai lingkungan. Ini sebetulnya tidak terlepas dari proses pencarian jati diri semata. Dengan membebaskan perasaan dan isi hati, mereka juga mengharapkan kebebasan dan ketenangan jiwa. Bila dikekang, mereka nampak begitu sedih dan terkekang. Tapi bila pergaulan terlalu dibebaskan, juga sangat mengkuatirkan. Yang penting berkomunikasi dan terarah. Bilamana sang remaja masih mampu berkomunikasi dengan keluarga dan orang tua, maka bimbingan untuk pergaulan pun dapat tersampaikan. Informasi tentang apa yang sebaiknya mereka lakukan dengan teman-teman dan apa efek dari apa yang mereka lakukan dan perbuat juga perlu dikomunikasikan.
 Pergaulan remaja saat ini sangat didukung oleh fasilitas dunia maya atau internet. Hampir semua remaja di seluruh Indonesia menggunakan facebook atau blackberry messanger sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Memiliki piranti blackberry dianggap sebagai sesuatu keharusan dalam pergaulan mereka. Memang diakui penggunaan alat komunikasi yang satu ini sangat cepat dan efektif untuk berbagi informasi baik yang benar ataupun salah. Terkadang gadget yang satu ini menjadi penghalang bagi remaja untuk belajar dengan serius.
 Pergaulan remaja saat ini juga di warnai dengan permainan-permainan ala dunia virtual. Permainan yang terdapat di internet atau playstation dan sejenisnya bukanlah hal yang asing bagi mereka. Remaja saat ini sangat lihai dalam mengoperasikan hal-hal yang demikian. Dengan bermain, mereka saling berkomunikasi dan bersaing untuk memenangkan permainan. Namun sangat di sayangkan tidak semua permainan jenis ini dapat digunakan secara bersama-sama. Hal ini mengakibatkan kurang meluasnya sosialiasi mereka.
 Pergaulan remaja saat ini lebih bebas dibandingkan dengan remaja-remaja dari periode waktu sebelumnya. Jam malam sudah tidak efektif bagi remaja. Hal ini dapat dilihat dengan menjamurnya remaja-remaja yang menonton bioskop midnight atau hangout di café sampai larut malam. Hal inilah yang memicu kepada pergaulan bebas yang marak disiarkan dimana-mana. Pergaulan mereka tidak lagi hanya sebatas teman namun mulai mengarah kepada percintaan yang serius. Dimana percintan yang serius ini juga memicu prilaku seks bebas yang marak disaat-saat ini. Keterbukaan remaja saat ini tentang hal yang berbau seks sangatlah lumrah. Seks bukanlah hal yang tabu untuk dibicarakan, bahkan remaja saat ini diarahkan agar tidak memiliki prilaku seks yang menyimpang. Mereka diajarkan mengenai seksualitas mereka masing-masing.
 Hal berikutnya yang menarik dengan pergaulan remaja saat ini adalah dengan begitu kentalnya predikat anak mami yang akhir-akhir ini populasinya semakin meningkat. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kemandirian remaja saat ini sangatlah minim. Terlalu banyak fasilitas yang diberikan dan terlalu banyak juga ikut campur orangtua dalam kehidupan sehari-hari mereka sehingga remaja saat ini tidak bisa menilai dengan cepat apa yang salah dan apa yang benar. Hal ini mungkin di picu dengan maraknya penggunaan baby sister dan jasa pembantu rumah tangga lainnya.  Pengunaan yang berlebihan mengakibatkan kemalasan bagi remaja untuk melakukan segala sesuatunya dengan mandiri.
 Selain hal diatas, salah satu kekhawatiran dari pergaulan remaja saat ini adalah mulai terinspirasinya mereka dengan pergaulan sesama jenis yang mengarah kepada percintaan sesama jenis. Hal ini mulai menjadi hal yang umum dengan semakin terbukanya negara Indonesia terhadap globaliasi dan pengaruh negara-negara lain yang melegalisir aktivitas seksual tersebut.
Dalam hal ini kita dituntut untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana yang  buruk. Tentunya kita harus menggunakan pikiran dan hati nurani yang bersih. Kita sangat membutuhkan tuntunan dan bimbingan Tuhan serta koordinasi orang tua. Sangatlah penting dalam hidup kita untuk menaggulangi pergaulan bebas di masa puber ini.

B.     RUMUSAN MASALAH
Dalam setiap penulisan dan penelitian ilmiah pasti ada masalah yang ingin dipecahkan, begitu pula dengan penulisan makalah ini. Rumusan masalah yang ada dalam makalah ini yaitu
1.    Apakah yang dimaksud dengan pergaulan remaja?
2.    Bagaimana pergaulan remaja sekarang?
3.    Masalah apa saja yang terjadi dalam pergaulan remaja?
4.    Apakah yang dimaksud dengan kenakalan anak?
5.    Apakah faktor penyebab kenakalan anak?
6.    Apakah kontribusi pendidikan agama dalam penanggulangan kenakalan anak?
7.    Apa kaitan remaja dengan Pendidikan Agama Kristen?
8.    Apa yang harus dilakukan remaja untuk menanggulangi pergaulan yang salah?
9.    Bagaimana usaha penanggulangan kenakalan anak?

C.    METODE PENULISAN
 Dalam penulisan makalah ini, untuk mengumpulkan data-data yang ingin diperoleh menggunakan metode kualitatif sebagai metode penelitian dan penulisan.
Selain itu, di lapangan menggunakan penelitian dengan instrumen (alat) berupa studi kepustakaan untuk mendapatkan bahan pendukung lain makalah ini.

D.    TUJUAN PENULISAN
Tujuan khusus:
Untuk memenuhi hasil kerja individu
Tujuan Umum:
1.    Sebagai wawasan tambahan informasi serta menperbanyak pengetahuan.
2.    Sebagai latihan untuk memperlancar sastra dan bahasa.
3.    Sebagai perbandingan antara teori di kelas dan kenyataan di lapangan.
4.    Mengajak masyarakat untuk lebih berperan aktif dan peduli terhadap setiap interaksi dan pergaulan disekitar.
5.    Untuk berlatih menyusun Karya Tulis secara Sistematis.

E.     MANFAT PENULISAN
Adapun manfaat penulisan dari makalah ini antara lain:
1.    Sebagai tambahan materi diluar sekolah.
2.    Melatih siswa agar dapat mengolah laporan karya wisata.
3.    Menambah pembendaharaan pustaka sekolah yang menunjang minat baca siswa agar pengetahuannya lebih luas.


BAB II
I S I

A.      PENGERTIAN
1. Pergaulan
Pergaulan (interpersonal relationship) adalah hubungan antar manusia yang dibina akibat kebutuhan hidup manusia sebagai makhluk sosial untuk saling berinteraksi satu dengan yang lain yang dalam kesehariannya selalu membutuhkan orang lain. Pergaulan juga merupakan salah satu HAM dan tidak boleh dibatasi, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, dalam membina pergaulan harus teratur atau dibatasi aturan dan norma sehingga tidak merugikan pihak lain.
2. Remaja
Masa remaja adalah masa transisi/ peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis & psikososial. Remaja terbagi menjadi beberapa tahap yaitu remaja awal (13-14 tahun), remaja tengah (15-17 tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun)
Istilah “Remaja” berasal dari bahasa latin “Adolescere” yang berarti remaja. Mencakup kematangan mental, emosi, social, dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh Jhon Pieget, :secara psikologi masa remaja adalah usia saat individu berintegrasi  dengan masyarakat dewasa, usia saat anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkat yang sama. Presepsi umum tentang remaja merupakan kelompok yang biasanya tidak berada dengan kelompok manusia yang lain, ada yang berpendapat  bahwa remaja adalah kelompok orang-orang yang sering menyusahkan orang tua. Remaja merupakan kelompok manusia yang penuh dengan potensi berdasarakan catatan sejarah remaja Indonesia yang penuh vitalitas, semangat patriotisme yang menjadi harapan penerus bangsa  Perlu dilakukan pembinaan remaja oleh orang tua dan guru harus memahami kejiwaan dan dunia mereka. Bila tidak akan menimbulkan efek yang tidak diharapkan.
Masa remaja melalui 6 perkembangan yaitu
a.     Perkembangan Motorik
b.     Perkembangan Kognitif
c.      Perkembangan Sosial Pribadi
d.     Perkembangan Emosi
e.      Perkembangan Komunikasi
f.       Perkembangan Spritual

3. Kenakalan
Menurut  Kamus Besar  Bahasa Indonesia, kenakalan dengan kata dasar nakal adalah suka berbuat tidak baik, suka mengganggu, dan suka tidak menurut. Sedangkan kenakalan adalah perbuatan nakal, perbuatan tidak baik dan bersifat mengganggu  ketenangan orang lain ; tingkah laku yang melanggar norma kehidupan masyarakat. Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Definisi kenakalan remaja menurut para ahli, salah satunya adalah Kartono seorang ilmuan sosiologi mengemukakan pendapatnya bahwa Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang”. Dan Santrock mengatakan bahwa  ”Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang  dilakukan  oleh remaja. Perilaku tersebut  akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Banyak  anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, NarkobaFreesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya.

4. Kenakalan Anak
Istilah baku tentang kenakalan remaja dalam konsep psikologi adalah  juvenily delinquency. Secara etimologis dapat dijabarkan bahwa  juvenile berarti anak. Jika meenyangkut subjek/pelaku, maka juvenile delinquency berarti anak penjahat atau anak jahat.
Pada awalnya juvenile delinquency diartikan sebagai kenakalan anak-anak, namun manakala masyarakat merasakan dampak negatif yang ditimbulkannya, maka timbul kesimpang siuran dalam mengartikan juvenile delinquency tersebut, sebab rata-rata pelakunya adalah para remaja yang tentu dilihat dari umur, sudah tidak bisa lagi disebut sebagai anak-anak. Pergeseran pengertian juvenile delinquency, dari kenakalan anak menjadi kenakalan remaja, dapat dipahami karena para delinkuen kebanyakan bukan anak-anak, tapi para remaja, walau dalam praktik hukum di pengadilan dianggap termasuk yurisdiksi pengadilan anak (‘Juvenile Court).
Terlepas dari adanya kerancuan pengertian tersebut, yang jelas dambaan seluruh masyarakat pada dasarnya sama, yaitu terciptanya kehidupan yang damai, untuk menciptakan kedamian itu diperlukan adanya norma-norma/ hukum/ aturan. Untuk menegakkan hukum/ norma/ aturan dalam kehidupan diperlukan adanya kesadaran berperilaku sesuai dengan norma/ hukum/ aturan yang berlaku bagi anggota masyarakat itu. 
Sehubungan dengan hal tersebut dikatakan bahwa 
“ tempat dari kesadaran hukum adalah sebagai perantara atau mediator antara hukum dengan perilaku manusia. Hukum, baik sebagai kaidah maupun perilaku yang ajeg atau unik, mempunyai tujuan agar kehidupan manusia dalam masyarakat berlangsung dalam keadaan damai. Kedamaian tersebut akan tercapai dengan mengusahakan, agar hukum itu dipatuhi”. 
Perbuatan para delinkuen bukan hanya berakibat negatif pada pelaku, tapi lebih jauh lagi perbuatan melawan hukum/ norma/ tata aturan yang ada di masyarakat, yang dirasakan langsung oleh masyarakat sebagai bentuk ‘kejahatan’ yang telah merusak kedamaian hidup dan kehidupan masyarakat tersebut, sehingga adalah hal yang seharusnya dilakukan oleh semua orang sebagai anggota masyarakat untuk mengupayakan bagaimana tindak delinkuensi ini bisa ditekan dan bahkan kalau bisa hilang sama sekali.
Menurut B. Simanjuntak, kenakalan siswa adalah perbuatan anak yang melanggar norma-norma, baik norma sosial, norma hukum, norma kelompok, mengganggu ketentraman masyarakat sehingga yang berwajib mengambil tindakan pengasingan.
Kenakalan anak/remaja merupakan perbuatan pelanggaran norma-norma baik norma hukum maupun norma sosial. Menurut Paul Moedikdo, SH kenakalan remaja adalah :
a.     Perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak  merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
b.    Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
c.     Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.

5. Etika Dan Etiket
Bergaul adalah hal yang sangat diperlukan oleh remaja untuk mencari jati dirinya yang sebenarnya. Namun dalam bergaul, remaja rentan mencoba hal-hal baru yang kerap kali merusak masa depannya. Akibat pergaulan yang salah tersebut etika dan etiket dari remaja mulai merosot. Etika dan etiket mempunyai arti yang berbeda. Perbedaan antara etika dan etiket yaitu
a.       Etika merupakan falsafah moral yang dilandasi agama, budaya, perilaku mana yang baik dan buruk.
b.    Etiket adalah aturan sopan santun dan tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. Etiket bisa disebut sebagai golden rules yang menyatakan perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Karena itu, orang yang memahami etiket memperlakukan orang lain dengan baik dan respek, sehingga akan lebih diterima dalam pergaulan.
Etiket remaja tidak hanya mengenai cara bergaul yang benar, tetapi juga menyangkut tentang berkehidupan dengan lingkungan manusia, alam dan segala isinya termasuk flora dan fauna. Bila berkaitan hubungan dengan sesama manusia maka komunikasi dan sosialisasi sangat memerlukan etika. Etika tersebut bisa saja mengenai cara berpacaran yang benar, aturan sopan santun yang umum, sampai cara bergaul yang baik dalam situasi yang spesifik. Etika remaja juga meliputi komunikasi dengan orang lain, cara bersikap di depan umum, cara berbusana yang pantas untuk setiap kesempatan. Remaja yang memahami etiket akan lebih berhasil dalam pergaulan. Berinteraksi dengan orang lain tidak membuatnya sengsara, malah membuat suasana hati ceria.
Remaja juga diingatkan untuk belajar berbagai tata krama, dari mulai tata krama menghadiri pesta, bersilaturahmi, bepergian, mengemudi di jalan raya, merokok, sampai tata krama bergaul dengan orang lain dan lawan jenis, berkata tidak untuk ajakan kencan seks, narkoba dan miras. Remaja harus diberi pengertian, agar mereka tumbuh menjadi remaja yang penuh empati. Untuk mencapai sukses dalam banyak hal, paling esensial yang perlu dimiliki oleh remaja dan generasi muda sekarang ini adalah etiket. Etiket harus bersandarkan pada etika. Etiket adalah kebutuhan hakiki.
Untuk urusan berpacaran, remaja juga harus punya etiket. “Menembak” atau mengutarakan cinta juga ada etiketnya, demikian halnya sopan-santun dalam berkencan, yang paling utama adalah ’say no to sex’. Jangan tertipu oleh janji-janji manis cowok. Misalnya, “Aku akan bertanggungjawab kok, aku akan nikahin kamu”. Cowok yang gampang berjanji biasanya gampang mengingkari.


B. PEMBAHASAN
Pergaulan remaja tidak hanya berdampak negative tapi juga ada yang positif. Berikut pembahasannya.
1.  Pergaulan Positif
Pergaulan positif dari remaja membawa dampak yang positif pula untuk remaja tersebut. Berikut beberapa gambar dari pergaulan positif.
293989_250646171636449_6213058_n.jpg         dsc02436.jpg
        
             

2.  Pergaulan Negatif
Pergaulan negative dari remaja menyebabkan kenakalan remaja. Berikut beberapa contoh kenakalan remaja.
a.    Mengkonsumsi Alcohol
Alcohol merupakan substansi utama yang sering dikonsumsi oleh remaja dan sering berhubungan dengan kecelakaan kendaraan bermotor yang merupakan penyebab utama kematian remaja. Menurut clinical and experimental research, remaja yang mengkonsumsi narkoba berkurang ingatannya 10%.
Cara Mengatasi Kenakalan Remaja

b.   Penggunaan Narkoba
Remaja yang menggunakan narkoba bukan berarti memiliki moral yang lemah. Banyaknya zat candu yang terdapat pada narkoba membuat remaja sulit melepaskan diri dari jerat narkoba jika tak dibantu oleh orang-orang yang berada disekitarnya.
Picture1.jpg

c.    Aborsi
Saat ini tiap hari ada 100 remaja yang melakukan aborsi karena kehamilan diluar nikah. Jika dihitung per tahun,  36 ribu janin dibunuh oleh remaja dari rahimnya. Ini menunjukkan pergaulan seks bebas di kalangan remaja Indonesia begitu memprihatinkan.

d.   Hubungan Pra-Nikah
Beberapa factor yang mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seks pra nikah karena membaca buku porno dan menonton blue film. Adapun motivasi utama melakukan senggama adalah suka sama suka, pengaruh teman, kebutuhan biologis, pengaruh ekonomi, dan merasa kurang taat pada nilai agama.

e.    Glamour
Glamour adalah hidup berfoya-foya penuh kemewahan. Hal ini sering dilakukan remaja untuk memenuhi gengsinya.

f. Kebut-Kebutan di Jalananan
Kebut-kebut di jalananan mengganggu keamanan lalu lintas dan membahayakan jiwa serta orang lain.

g. Membolos sekolah
Membolos sekolah lalu bergelandangan sepanjang jalan dan kadang-kadang pergi ke warnet untuk bermain game.

h. Perjudian
Perjudian dan bentuk-bentuk permainan lain dengan taruhan, seperti permainan domino, remi dan lain-lain.

i. Berkelahi
Perkelahian antar geng, antar kelompok, antar sekolah, sehingga harus melibatkan pihak yang berwajib.
3. Dampak
a.  Pergaulan Positive
Pergaulan positif dari remaja membawa dampak yang baik pula bagi remaja. Berikut contohnya.
ü  Masa depan lebih terjamin
ü  Orang tua merasa bangga
ü  Prestasi dapat diraih
ü  Cita-cita dapat diwujudkan
ü  Waktu tidak tebuang cuma-cuma
ü  Memiliki bekal ketrampilan di masa depan (jika mengikuti ekskul)
ü  Mempunyai banyak teman
ü  Nama baik tetap terjaga, dll.

b.  Pergaulan Negative
Dampak dari pergaulan negative dari remaja yaitu
·      Untuk pelaku:
ü  Berdosa kepada Tuhan dan diri sendiri
ü  Mencemarkan bait Allah
ü  Sekolah mereka terganggu
ü  Jarang pulang kerumah
ü  Membuang-buang waktu untuk hal yang sia-sia
ü  Masa depan menjadi berantakan
ü  Dikucilkan masyarakat
ü  Aborsi
ü  Tertular Penyakit menular kelamin  (PMS)
ü  Hamil di luar nikah
ü  Nama baik keluarga, sekolah, dan diri sendiri rusak
ü  Hilangnya kepercayaan orangtua
ü  Masa depan menjadi suram
ü  Hilangnya harga diri di depan masyarakat
ü  Penyesalan seumur hidup
ü  Penderitaan seumur hidup
ü  Kematian di usia muda
ü  Dianggap sebagai sampah masyarakat.
b. Untuk orangtua:
ü  Mendapat malu dan sindiran tetangga
ü  Frustasi
ü  Harus mengeluarkan uang untuk hal yang sia-sia
ü  Mendapat kerugian baik mental, fisik, dan rohani.
ü  Merasa berdosa.
4.  Penyebab Kenakalan Remaja
                             Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungan, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri, dan sebagainya. Penyebab kenakalan remaja antara lain:
1. `Faktor Internal (Dalam)
a. Reaksi frustasi diri
Dengan semakin pesatnya usaha pembangunan, modernisasi yang berakibat pada banyaknya anak remaja yang tidak mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan sosial itu. Mereka lalu mengalami banyak kejutan, frustasi, ketegangan batin dan bahkan sampai kepada  gangguan jiwa.

b. Gangguan pengamatan dan tanggapan pada anak remaja
Adanya gangguan pengamatan dan tanggapan di atas sangat mengganggu daya adaptasi dan perkembangan pribadi anak yang sehat. Gangguan pengamatan dan tanggapan itu, antara lain : halusinasi, ilusi dan gambaran semua. Tanggapan anak tidak merupakan pencerminan realitas lingkungan yang nyata, tetapi berupa pengolahan batin yang keliru, sehingga timbul interpretasi dan pengertian yang salah. Sebabnya ialah semua itu diwarnai harapan yang terlalu muluk, dan kecemasan yang berlebihan.
c. Gangguan berfikir dan intelegensi pada diri remaja
Berfikir mutlak perlu bagi kemampuan orientasi yang sehat dan adaptasi yang wajar terhadap tuntutan lingkungan. Berpikir juga penting bagi upaya pemecahan kesulitan dan permasalahan hidup sehari-hari. Jika anak remaja tidak mampu mengoreksi pekiran-pekirannya yang salah dan tidak sesuai dengan realita yang ada, maka pikirannya terganggu.
d.  Gangguan perasaan pada anak remaja
Perasaan memberikan nilai pada situasi kehidupan dan menentukan sekali besar kecilnya kebahagiaan serta rasa kepuasan. Perasaan bergandengan dengan pemuasan terhadap harapan, keinginan dan kebutuhan manusia. Jika semua tadi terpuaskan, orang merasa senang dan bahagia. Gangguan-gangguan fungsi perasaan itu antara lain :
1) Inkontinensi emosional ialah tidak terkendalinya perasaan yang meledak-ledak, tidak bisa dikekang.
2) Labilitas emosional ialah suasana hati yang terus menerus berganti-ganti dan tidak tetap. Sehingga anak remaja akan cepat marah, gelisah, tidak tenang dan sebagainya.
3) Ketidak pekaan dan mempunyai perasaan biasa disebabkan oleh sejak kecil anak tidak pernah diperkenalkan dengan kasih sayang, kelembutan, kebaikan dan perhatian.
4) Kecemasan merupakan bentuk “ketakutan” pada hal-hal yang tidak jelas, tidak riil, dan dirasakan sebagai ancaman yang tidak bisa dihindari. 

2. Faktor Eksternal (Luar)
Selain faktor dari dalam ada juga faktor yang datang dari luar anak tersebut, antara lain :
a. Keluarga
Tidak diragukan bahwa keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan pribadi remaja dan menentukan masa depannya. Mayoritas remaja yang terlibat dalam kenakalan atau melakukan tindak kekerasan biasanya berasal dari keluarga yang berantakan, keluarga yang tidak harmonis di mana pertengkaran ayah dan ibu menjadi santapan sehari-hari remaja. Bapak yang otoriter, pemabuk, suka menyiksa anak, atau ibu yang acuh tak acuh, ibu yang lemah kepribadian dalam atri kata tidak tegas menghadapi remaja, kemiskinan yang membelit keluarga, kurangnya nilai-nilai agama yang diamalkan dll semuanya menjadi faktor yang mendorong remaja melakukan tindak kekerasan dan kenakalan. Struktur keluarga anak nakal pada umumnya menunjuk­kan beberapa kelemahan/cacat di pihak ibu, antara lain ialah seba­gai berikut:
1) Ibu ini tidak hangat, tidak mencintai anak-anaknya, bahkan sering membenci dan menolak anak laki-lakinya, sama sekali tidak acuh terhadap kebutuhan anaknya.
2) Ibu kurang mempunyai kesadaran mengenai fungsi kewa­nitaan dan keibuannya; mereka lebih banyak memiliki sifat ke jantan-jantanan.
3) Reaksi terhadap kehidupan anak-anaknya tidak adekuat, tidak cocok, tidak harmonis. Mereka tidak sanggup memenuhi ke­butuhan anak-anaknya, baik yang fisik maupun yang psikis sifatnya.
4)  Kehidupan perasaan ibu-ibu tadi tidak mantap, tidak konsis­ten, sangat mudah berubah dalam pendiriannya, tidak pernah konsekuen., dan tidak bertanggung jawab secara moral.
Beberapa kelemahan di pihak ayah yang mengakibatkan anaknya menjadi nakal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1)  Mereka menolak anak laki-lakinya.
2) Ayah-ayah tadi hampir selalu absen atau tidak pernah ada di tengah keluarganya, tidak perduli, dan sewenang-wenang ter­hadap anak dan istrinya.
3) Mereka pada umumnya alkoholik, dan mempunyai prestasi kriminalitas, sehingga menyebarkan perasaan tidak aman (insekuritas) kepada anak dan istrinya.
4) Ayah-ayah ini selalu gagal dalam memberikan supervisi dan tuntunan moral kepada anak laki-lakinya.
5)  Mereka mendidik anaknya dengan disiplin yang terlalu ketat dan keras (otoriter) atau dengan disiplin yang tidak teratur, tidak kon­sisten.
Selain itu, ada juga beberapa faktor yang datang dari keluarga antara lain : 1) Rumah tangga berantakan. Bila rumah tangga terus ­menerus dipenuhi konflik yang serius, menjadi retak, dan akhirnya mengalami perceraian, maka mulailah serentetan kesulitan bagi semua anggota keluarga, terutama anak-anak. Pecahlah harmonis dalam keluarga, dan anak menjadi sangat bingung, dan merasa­kan ketidakpastian emosional. Dengan rasa cemas, marah dan risau anak mengikuti pertengkaran antara ayah dengan ibu. Mereka tidak tahu harus memihak kepada siapa. Batin anak menjadi sangat tertekan, sangat menderita, dan merasa malu akibat ulah orang tua mereka. Ada perasaan ikut bersalah dan berdosa, serta merasa malu terhadap lingkungan.
2) Perlindungan lebih dari orang tua. Bila orang tua terlalu banyak melindungi dan memanjakan anak-anaknya, dan menghin­darkan mereka dari berbagai kesulitan atau ujian hidup yang kecil, anak-anak pasti menjadi rapuh dan tidak akan pernah sanggup belajar mandiri. Mereka akan selalu bergantung pada bantuan orang tua, merasa cemas dan bimbang, ragu selalu; aspirasi dan harga-dirinya tidak bisa tumbuh berkembang. Kepercayaan diri­nya menjadi hilang.
3) Penolakan orang tua. Ada pasangan suami-istri yang tidak pernah bisa memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu. Me­reka ingin terus melanjutkan kebiasaan hidup yang lama, bersenang-senang sendiri seperti sebelum menikah. Mereka tidak mau memikirkan konsekuensi dan tanggung jawab selaku orang dewasa dan orang tua. Anak-anaknya sendiri ditolak, dianggap sebagai beban, sebagai hambatan dalam meniti karir mereka. Anak me­reka anggap cuma menghalang-halangi kebebasan bahkan cuma merepotkan saja.
4) Pengaruh buruk dari orang tua. Tingkah laku kriminal, asusila (suka main perempuan, korup, senang berjudi, mabuk-mabukan, kebiasaan minum dan menghisap rokok ber­ganja, bertingkah sewenang-wenang, dsb) dari orang tua atau salah seorang anggota keluarga bisa memberikan pengaruh menular atau infeksius kepada anak. Anak jadi ikut-­ikutan kriminal dan asusila, atau menjadi anti-sosial. Dengan be­gitu kebiasaan buruk orang tua mengkondisionir tingkah laku dan sikap hidup anak-anaknya.
b. Lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan
Sekolah kita sampai waktu sekarang masih banyak berfungsi sebagai "sekolah dengar" daripada memberikan kesempatan luas untuk membangun aktivitas, kreativitas dan inventivitas anak. Dengan demikian sekolah tidak membangun dinamisme anak, dan tidak merangsang kegairahan belajar anak. Selanjutnya, berjam-jam lamanya setiap hari anak-anak harus melakukan kegiatan yang tertekan, duduk, dan pasif mendengarkan, sehingga mereka menjadi jemu, jengkel dan apatis. Di kelas, anak-anak-terutama para remajanya sering mengalami frustasi dan tekanan batin, merasa seperti dihukum atau terbelenggu oleh peraturan yang "tidak adil". Di satu pihak pada dirinya anak ada dorongan naluriah untuk bergiat, aktif dinamis, banyak bergerak dan berbuat; tetapi di pihak lain anak­ dikekang ketat oleh disiplin mati di sekolah serta sistem regimentasi dan sistem sekolah-dengar. Ada pula guru yang kurang simpatik, sedikit memiliki de­dikasi pada profesi, dan tidak menguasai didaktik-metodik mengajar. Tidak jarang profesi guru/dosen dikomersialkan, dan pe­ngajar hanya berkepentingan dengan pengoperan materi ajaran belaka. Perkembangan kepribadian anak sama sekali tidak diperhatikan oleh guru, sebab mereka lebih berkepentingan dengan ­masalah mengajar atau mengoperkan informasi belaka.
c. Media elektronik
TV, video, film dan sebagainya nampaknya ikut berperan merusak mental remaja. Padahal mayoritas ibu-ibu sibuk menyuruh anaknya menonton TV sebagai upaya menghindari tuntutan anak yang tak ada habisnya. Sebuah penelitian lapangan yang pernah dilakukan di Amerika menunjukkan bahwa film-film yang memamerkan tindak kekerasan sangat berdampak buruk pada tingkah laku remaja. Anak yang sering menonton film-film keras lebih terlibat dalam tindak kekerasan ketika remaja dibandingkan dengan teman-temannya yang jarang menonton film sejenis. Polisi Amerika menyebutkan bahwa sejumlah tindak kekerasan yang pernah ditangani polisi ternyata dilakukan oleh remaja persis sama dengan adegan-adegan film yang ditontonnya. Ternyata anak meniru dan mengindentifikasi film-film yang ditontonnya.
d. Pengaruh pergaulan
Di usia remaja, anak mulai meluaskan pergaulan sosialnya dengan teman-teman sebayanya. Remaja mulai betah berbicara berjam-jam melalui telepon. Topik pembicaraan biasanya seputar pelajaran, film, TV atau membicarakan cowok/ cewek yang ditaksir dsb.

C.   KAITAN REMAJA DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Pendidikan Agama Kristen merupakan perintah dari Tuhan Yesus Kristus yang disebut Amanat Agung dalam Matius 28:18-20. Pendidikan Agama Kristen itu unik, berbeda dengan pendidikan umum karena prosesnya tidak hanya dikerjakan manusia, tetapi juga melibatkan Allah. Keterlibatan-Nya mutlak diperlukan karena Pendidikan Agama Kristen bukan hanya mendidik secara ilmu pengetahuan, namun  juga membentuk karakter dari remaja-remaja Kristen.
Pendidikan Agama Kristen Remaja adalah Pendidikan yang berupaya menolong para remaja untuk hidup dalam terang Injil, menemukan kepribadian yang tepat, dan menerima tanggung jawab bagi makna dan nilai yang menjadi jelas bagi mereka ketika mereka mengidentifikasikan diri mereka sendiri dengan tujuan dan misi gereja dalam dunia. Para remaja dibentuk dalam paguyuban Kristen sehingga mereka dapat mendengar Injil dan mengalami maknanya, menyadari kasih Allah hidup mereka, dan meresponnya dalam iman dan kasih.
Pendidikan Agama Kristen untuk remaja merupakan pendidikan yang menyadarkan setiap remaja akan Allah dan kasih-Nya dalam Yesus Kristus, agar mereka mengetahui diri mereka yang sebenarnya. Pendidikan ini bertujuan untuk menjadikan remaja bertumbuh sebagai anak Allah dalam persekutuan Kristen, memenuhi panggilan bersama sebagai murid Yesus di dunia dan tetap pada pengharapan Kristen. Kaum remaja harus mengenal Yesus Kristus dan jika sudah mengenal Dia, harus rela memutuskan segala ikatan lain untuk mengikut dan melayani Yesus. Jika remaja mau dipakai oleh Tuhan bagi pekerjaan-Nya, maka justru merekalah yang dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk membangun kerajaan-Nya di antara umat manusia. Lalu apa kata Alkitab mengenai pergaulan remaja sekarang? Berikut pembahasannya.

Amsal 14:12 “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.”
Ada banyak cara yang tampaknya baik tapi ternyata menjerumuskan kita pada sikap kompromi terhadap dosa, ada komunitas yang kelihatannya baik tetapi justru memberikan pengaruh yang buruk terhadap sifat kita. Pergaulan yang buruk juga bisa membuat seseorang yang tadinya baik menjadi buruk. Tuhan Yesus mengasihi orang berdosa, tetapi ia tidak kompromi dengan dosa. Kepada wanita yang kedapatan berzinah, Tuhan Yesus memberi pengampunan tetapi baca Yohanes 8:11 “… jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." 
1 Korintus 5:11 Jangan bergaul dengan orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu, sekalipun mereka menyebut diri mereka saudara.”
Semua ini bertujuan baik, agar kita tidak terpengaruh, kehilangan kasih mula-mula dan mengalami degradasi iman. Jika tidak berhati-hati, tanpa sadar kita menjadi semakin jauh dari Tuhan dan akibatnya dapat terjerumus dalam kuasa kegelapan. Kita pun akan kehilangan semua janji Allah. Karenanya kita harus berhati-hati dalam memilih teman dan lingkungan pergaulan kita. Setidaknya kita harus mampu menyaring atau menetralisir dampak dari sebuah lingkungan pergaulan yang buruk.
Galatia 6:1 "Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan."
Kita harus terus memastikan agar kasih mula-mula tidak redup bahkan padam sambil tetap mengulurkan tangan bagi mereka yang sesat agar kembali kepada Bapa. Tetaplah tekun menjaga iman, jangan mengorbankannya demi berkompromi dengan dunia. Jika anda mulai merasa tawar dan kehilangan kasih mula-mula dalam sebuah lingkungan pergaulan, kembalilah segera pada Tuhan dan jangan biarkan diri anda terjerumus makin dalam. Tuhan sangat mengasihi kita dan ingin kita pun tetap mengasihiNya seperti saat pertama kali kita jatuh cinta padaNya. Miliki iman yang terus bertumbuh dan jangan sampai terpengaruh pada pergaulan yang buruk.
1 Korintus 15:33 “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik”
Ayat di atas menegur kita untuk berhati-hati dalam memilih teman dan bergaul. Kebiasaan yang baik bisa rusak oleh pergaulan yang buruk. Ini mengingatkan kita betapa besarnya pengaruh pergaulan dalam kehidupan, dengan kata lain kualitas hidup kita ditentukan oleh pergaulan kita. Ada pepatah dunia mengatakan ”kalau mau sukses bergaullah dengan orang-orang sukses, kalau mau gagal bergabunglah dengan orang-orang gagal.” Pepatah tersebut memang benar karena pola pikir kita biasanya dibentuk oleh orang-orang disekitar kita. Jika mencari jodoh jangan cari ke diskotik, carilah di gereja. Bergaul dan bergabunglah dengan anak-anak Tuhan dan jangan lupa ikut melayani Tuhan, maka Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk Anda. Karena tak mungkin seorang bapa yang baik saat anaknya minta roti diberikan batu. Begitu pula Bapa di sorga, Ia akan memberikan yang terbaik untuk Anda jika Anda mau menjaga kekudusan dan menjaga pergaulan Anda.
2 Tesalonika 3:14-15  “Jika ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang kami katakan dalam surat ini, tandailah dia dan jangan bergaul denga dia, supaya ia menjadi malu, tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah dia sebagai seorang saudara.”
Dalam nas ini dengan jelas kita diperingatkan untuk menjaga pergaulan kita dan tidak bergaul dengan orang yang membawa dampak buruk untuk kita. Selain itu di nas tersebut secara tegas dikatakan supaya tidak bergaul dengan orang yang menolak dan menentang Firman yang telah kita terima. Menentang Firman, seperti tertulis dalam Amsal 13:13, adalah orang yang meremehkan Firman. Kepada orang yang meremehkan Firman pasti akan menanggung akibatnya. Tetapi orang yang mau menerima dan taat pada Firman akan menerima balasan atau berkat. Akibat dari meremehkan Firman, dalam Amsal 19:16 dikatakan adalah kematian, baik secara rohani maupun jasmani. Sebaliknya, balasan bagi orang yang taat pada Firman adalah kehidupan. Pergaulan yang buruk, jika kita lihat dalam Mazmur 50:16-18 adalah bagaikan orang fasik yang tidak mau bertobat dari dosa-dosanya, membenci tegoran Firman dan lebih suku bergaul dengan pencuri dan orang yang berzinah. Bahkan dalam Amsal 6:30-32 juga mempertegas lagi, bahwa pencuri dan pezinah harus mempertanggungjawabkan dosa-dosanya. Tuhan tidak menghendaki kita rusak atau tercampur dengan pergaulan yang buruk. Tuhan menghendaki kita benar-benar murni hanya untuk Tuhan. Daud dalam doanya pada Mazmur 26:1-2 berkata: "Ujilah aku ya Tuhan dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.” Doa yang sama juga terdapat dalam Mazmur 139:23-24. Doa Daud ini mengajarkan kita untuk terbuka di hadapan Tuhan atas segala keadaan kita bahkan apa yang ada dalam hati dan batin kita. Karena sebagaimana ditulis dalam Mazmur 139:1-6, Tuhan mengetahui segala sesuatu. Tidak ada gunanya kita menutupi segala dosa atau kesalahan kita di hadapan Tuhan. Lebih baik kita terbuka dan menerima koreksi Firman Tuhan yang memurnikan hidup kita. Daud, dalam Mazmur 26:3-5 menjaga pergaulannya dari yang jahat. Dia tidak bergaul dengan penipu, orang munafik, orang jahat dan orang fasik, tepat seperti perintah Tuhan. Namun dalam Mazmur 25:11-14, jika kita sudah berbuat dosa, kita harus mau mengakuinya serta memohon ampun pada Tuhan. Sehingga kita menjadi orang yang diberkati dan berbahagia, bahkan sampai pada anak dan cucu kita. Tuhan mau bergaul karib pada kita yang takut akan Tuhan. Mengenai bergaul dengan Tuhan, kita diingatkan pada Nuh dan keluarganya. Dalam Kejadian 6:9-12, sekalipun orang pada zaman itu hidup rusak, anak-anak Allah bercampur dengan anak-anak manusia yang berarti sudah tidak murni lagi, namun tidak demikian dengan Nuh. Nuh tetap menjaga kemurniannya sehingga ia hidup bergaul dengan Allah. Sehingga pada saat bumi dibinasakan oleh air bah, Nuh sekeluarga diselamatkan.

2 Korintus 6:14 “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?”
Contoh orang yang tak menjaga pergaulan adalah Salomo. Salomo adalah raja besar yang penuh hikmat dan kekayaan. Dia mempunyai hikmat yang tak dimiliki oleh manusia sebelum dia bahkan sesudah dia. Artinya dia adalah manusia yang paling berhikmat di dunia ini dan tidak ada lagi yang seperti dia, karena Tuhan telah memilihnya. Salomo adalah satu-satunya raja yang Tuhan pilih untuk mendirikan rumah bagi-Nya. Namun kalau kita perhatikan, akhir dari hidup Salomo tak secemerlang masa mudanya. Pada masa tuanya ia jatuh dalam dosa yang besar yaitu penyembahan berhala (I Raja-Raja 11:4). Mengapa Salomo bias jatuh begitu dalam, bahkan hikmat yang dimilikinya tak mampu menahannya? Mari kita perhatikan ayat berikut:
I Raja-Raja 11:1-2 “Adapun raja Salomo banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edon, Sidon dan Het, padahal tentang bangsa-bangsa itu Tuhan telah berfirman kepada orang Israel: “janganlah kamu bergaul dengan mereka dan mereka pun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka.” Hati salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta.”
Ayat di atas menjelaskan, Salomo jatuh karena tak menjaga pergaulannya. Contoh orang yang menjaga pergaulannya adalah Abraham. Abraham adalah orang yang sangat diberkati oleh Tuhan. Abraham mempunyai ketaatan yang luar biasa. Itulah sebabnya mengapa Tuhan menjanjikan dan memberikan berkat yang luar biasa kepada Abraham.

Kejadian 12:1 “Berfirmanlah Tuhan kepada Abram: “pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu”
Pada ayat di atas, Tuhan memerintahkan Abraham untuk pergi meninggalkan negerinya bahkan sanak saudaranya. Mengapa demikian? Apa yang salah sehingga Abraham harus keluar dari negeri itu? Tuhan memerintahkan Abraham untuk tidak bergaul dengan orang–orang di negerinya. Negeri yang mereka tempati dipenuhi dengan orang-orang yang menyembah berhala. Bahkan keluarga Abraham lainnya terpengaruh dan terlibat dalam penyembahan berhala, hanya Lot dan Abraham yang tidak. Itulah sebabnya Tuhan memisahkan mereka, agar mereka tidak jatuh dalam penyembahan berhala.
          Dari kedua contoh di atas kita dapat melihat orang yang mempunyai hikmat luar biasa bisa jatuh dalam dosa karena tak menjaga pergaulannya sedangkan orang yang biasa-biasa saja diberkati luar biasa karena menjaga pergaulannya. Mana yang akan Anda pilih? Kita dapat memilih sesuai keinginan kita. Namun setiap pilihan pasti memiliki konsekuensi tersendiri. Dalam hidup ini, banyak pilihan, tetapi sebenarnya hanya ada 2  jalan yakni jalan menuju kehidupan dan jalan menuju kebinasaan (jalan sempit dan jalan lebar). Jadi ingatlah bahwa pilihanmu menentukan masa depanmu (baca Ulangan 30:19-20).

D. USAHA PENANGGULANGAN KENAKALAN REMAJA
1. Remaja
a.    harus menyadari dirinya sebagai anak-anak Allah yang diutus ke dunia untuk menjadi garam dan terang dunia bukan untuk menyatu dengan dunia;
b.    harus menyadari dirinya sebagai penerus bangsa.

2. Orangtua
a.    mendidik dan mengajar anaknya dengan baik;
b.    tidak memakai kata-kata kotor untuk memanggil anaknya atau mendidik anaknya;
c.    tidak menanamkan kekerasan dalam diri anaknya.

3. Masyarakat
a. tidak mempertontonkan aksi kekerasan di depan umum
b. member kesempatan untuk remaja dalam mengembangkan potensi, minat dan bakatnya
c. tidak memandang rendah remaja karena ia masih muda.


BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
          Masa remaja adalah masa pembentukan identitas. Artinya, pada masa inilah terjadi proses pencarian dan pemantapan sifat serta kebiasaan yang akan menjadi ciri khas seseorang dan yang akan dipertahankan sampai sisa hidupnya. Dalam pencarian identitas ini, seorang remaja sangat dipengaruhi oleh orang-orang disekitarnya dan yang paling dominan yang mempengaruhi identitasnya adalah orang-orang yang paling sering ditemui. Misalnya peranan keluarga dan teman sebaya.
          Saat ini banyak remaja yang terlibat dalam hal-hal yang negative seperti kecanduan narkoba, seks bebas, pola hidup konsumtif dan lain sebagainya. Hal itu sering terjadi akibat pengaruh teman sebayanya yang mengatakan “tidak gaul” atau “ketinggalan zaman”. Banyak remaja terjerumus ke hal-hal seperti ini tentunya karena mereka tidak memiliki karakter yang kuat.
          Sebagai remaja Kristen kita harus memiliki karakter yang kuat dan berpegang teguh kepada firman Allah sehingga kita tidak mudah terpengaruh pada pergaulan yang salah dan berkrompomi dengan dosa. Jadi tetaplah hidup kudus dan dekat denga Allah.

B.  SARAN
          Bagi keluarga yang memiliki anak yang berusia 12-19 tahun diharapkan untuk dijaga dengan perhatian yang baik. Bagi remaja harus menyadari begitu banyaknya tantangan yang dapat mengganggu iman remaja dan tetap menjaga kekudusan.


DAFTAR PUSTAKA



2 komentar:

  1. Ross Shiel, artikel km bagus, teruskan bakat karya tulis ini, dengan tema-tema menarik lainnya. GBU

    BalasHapus
  2. Terima kasih, Pak. JBU more. :)

    BalasHapus

TERIMA KASIH ATAS KOMENTARNYA :)